Etnografi berasal dari dua kata, yaitu ethnos artinya bangsa, dan graphy atau grafien artinya gambaran atau uraian. Jadi etnografi adalah uraian atau gambaran tentang bangsa-bangsa di suatu tempat dan di suatu waktu. Etnografi berawal ketika bangsa Eropa Barat melakukan penjelajahan ke berbagai benua (Afrika, Asia, dan Amerika) sejak akhir abad ke-15 dan permulaan abad ke-16. Di sana mereka menemui berbagai suku bangsa. Sejak saat itu mereka mulai membuat catatan yang berisi keterangan tentang suku-suku bangsa tersebut. Mulailah terkumpul catatan kisah-kisah perjalanan, laporan dan semacamnya yang merupakan tulisan para musafir, pelaut, pendeta, penerjemah kitab injil dan pegawai pemerintah jajahan. Dalam himpunan tersebut termuat bahan pengetahuan berupa deskripsi adat istiadat, susunan bahasa, dan ciri-ciri fisik beraneka ragam suku bangsa di Afrika, Asia, Oseania (kepulauan di laut teduh), dan suku-suku bangsa di Indian, penduduk pribumi Amerika.
Himpunan-himpunan deskripsi tersebut amat menarik perhatian kalangan pelajar sehingga muncul anggapan-anggapan sebagai berikut:
1. Sebagian orang eropa memandang bangsa-bangsa di Luar Eropa itu dianggap sebagai manusia liar sehingga muncul istilah orang primitif dengan kebudayaan liat (savage).
2. Sebagian orang eropa memandang adanya orang-orang belum mendapatkan pengaruh-pengaruh jahat atau buruk yang ada di bangsa Eropa waktu itu.
3. Sebagian lagi ada yang menganggap adat istiadat mereka aneh dan unik,sehingga muncul dorongan untuk mengumpulkan berbagai benda yang ada hubungannya dengan suku-suku bangsa tersebut. Seperti alat-alat rumah tangga, senjata, hasil kesenian, dan kerajinan. Benda-benda tersebut pada awalnya dikoleksi oleh kerajaan dan orang-ornag kaya. Koleksi-koleksi benda-benda tersebut disebut etnografika. Dari keberadaan benda-benda tersebut muncul gagasan untuk diorganisir dalam suatu tempat yang dikenal dengan museum. Pada akhir abad ke-18, didirikan museum etnografi pertama tentang kebudayaan bangsa-bangsa diluar bangsa Eropa.
Sejak saat itu, perhatian terhadap kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa terus meningkat. Pertanyaan-pertanyaan tentang mengapa ada perbedaan fisik manusia di muka bumi ini dan paa yang menyebabkan munculnya perbedaan kebudayaan manusia. Keinginan itu mendorong para ahli untuk mengadakan penelitian-penelitian secara ilmiah sehingga muncul istilah etnologi yang berasal dari kata ethnos yang berarti bangsa, dan logos artinya pengetahuan atau ilmu, sehingga etnologi berarti ilmu tentang bangsa-bangsa.
Studi tentang entnografi, biasanya dibagi ke dalam bagian-bagian tentang unsur-unsur kebudayaan menurut satu tata urutan yang sudah baku yang disebut kerangka etnografi. Kerangka etnografi yang umum dipergunakan oleh para ahli antropologi adalah memakai sistem dari unsur yang paling konkret ke yang paling abstrak. Disamping itu, sebuah kerangka etnografi perlu didahului dengan suatu bagian permulaan yang mendeskripsikan lokasi dan lingkungan geografi dan wilayah suku bangsa yang bersangkutan. Dengan demikian susunan kerangka etnografi dapat terdiri dari :
a. lokasi, lingkungan alam dan demografi
b. Asal mula dan sejarah suku bangsa
c. Bahasa
d. Sistem teknologi
e. Sistem ekonomi (sistem mata pencaharian
f. Organisasi sosial
g. Sistem pengetahuan
h. Kesenian
i. Sistem religi
Himpunan-himpunan deskripsi tersebut amat menarik perhatian kalangan pelajar sehingga muncul anggapan-anggapan sebagai berikut:
1. Sebagian orang eropa memandang bangsa-bangsa di Luar Eropa itu dianggap sebagai manusia liar sehingga muncul istilah orang primitif dengan kebudayaan liat (savage).
2. Sebagian orang eropa memandang adanya orang-orang belum mendapatkan pengaruh-pengaruh jahat atau buruk yang ada di bangsa Eropa waktu itu.
3. Sebagian lagi ada yang menganggap adat istiadat mereka aneh dan unik,sehingga muncul dorongan untuk mengumpulkan berbagai benda yang ada hubungannya dengan suku-suku bangsa tersebut. Seperti alat-alat rumah tangga, senjata, hasil kesenian, dan kerajinan. Benda-benda tersebut pada awalnya dikoleksi oleh kerajaan dan orang-ornag kaya. Koleksi-koleksi benda-benda tersebut disebut etnografika. Dari keberadaan benda-benda tersebut muncul gagasan untuk diorganisir dalam suatu tempat yang dikenal dengan museum. Pada akhir abad ke-18, didirikan museum etnografi pertama tentang kebudayaan bangsa-bangsa diluar bangsa Eropa.
Sejak saat itu, perhatian terhadap kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa terus meningkat. Pertanyaan-pertanyaan tentang mengapa ada perbedaan fisik manusia di muka bumi ini dan paa yang menyebabkan munculnya perbedaan kebudayaan manusia. Keinginan itu mendorong para ahli untuk mengadakan penelitian-penelitian secara ilmiah sehingga muncul istilah etnologi yang berasal dari kata ethnos yang berarti bangsa, dan logos artinya pengetahuan atau ilmu, sehingga etnologi berarti ilmu tentang bangsa-bangsa.
Studi tentang entnografi, biasanya dibagi ke dalam bagian-bagian tentang unsur-unsur kebudayaan menurut satu tata urutan yang sudah baku yang disebut kerangka etnografi. Kerangka etnografi yang umum dipergunakan oleh para ahli antropologi adalah memakai sistem dari unsur yang paling konkret ke yang paling abstrak. Disamping itu, sebuah kerangka etnografi perlu didahului dengan suatu bagian permulaan yang mendeskripsikan lokasi dan lingkungan geografi dan wilayah suku bangsa yang bersangkutan. Dengan demikian susunan kerangka etnografi dapat terdiri dari :
a. lokasi, lingkungan alam dan demografi
b. Asal mula dan sejarah suku bangsa
c. Bahasa
d. Sistem teknologi
e. Sistem ekonomi (sistem mata pencaharian
f. Organisasi sosial
g. Sistem pengetahuan
h. Kesenian
i. Sistem religi
0 komentar:
Post a Comment