Arus kemajuan jaman yang bersinergi dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan yang semakin berkembang, juga mempengaruhi kebudayaan yang ada di daerah-daerah pedalaman. Ada tarik ulur tentang mempertahankan budaya asli dengan menggantinya pada budaya baru sebagai hasil dari masuknya budaya asing di Indonesia. Di satu sisi kita ingin mempertahankan kebudayaan-kebudayaan sebagai warisan dan nilai-nilai luhur dari nenek moyang. Di sisi lain, kita tidak ingin ketinggalan dari perkembangan dan kemajuan jaman.
Berjalanlah kita masuk ke beberapa daerah yang masih dipenuhi hutan belantara di pedalaman Kalimantan. Akan kita temukan beberapa (segelintir), (sisa sedikit), masyarakat yang bertahan dengan kultur budayanya yang masih asli. Dari pola hidup, hingga peralatan dan keperluan yang tersedia telah mengalami perubahan dibandingkan masa lalu. Secara umum bentuk-bentuk rumah di daerah kalimantan sudah mengalami perubahan, baik bahan, ataupun tekstur bangunan, bahan-bahan alam/kayu telah digantikan dengan bahan-bahan industri seperti semen dan tiang pondasi dari baja dan beton, Hingga ciri alaminya telah berubah menjadi ciri modern yang mencerminkan mobilitas masyarakat yang semakin meluas dan kompleks diberbagai sendi kehidupan.
Perhatikan contoh miniatur rumah-rumahan dalam sebuah pameran berikut ini, di sana penulis sempat merenung tentang alam kita sekarang, seandainya semua rumah masih seperti ini. Hidup dalam keheningan dan berpelukan dengan suara alam, maka dunia tentu terasa masih sangat luas, dan kita masih bisa bernafas dalam rongga paru-paru yang penuh aroma terapi dari alam tropis, jauh dari polusi dan jarum-jarum metropolitan yang menusuk paru-paru kita. Back to Nature, Go..go Green, Save Our earth.
Demikian tulisan sederhana tentang kebudayaan yang masih tersisa di Pedalaman Kalimantan ini, semoga bermanfaat sebagai bahan renungan. terimakasih. wassalam.
0 komentar:
Post a Comment