Indoborneonatural----Kita mengenal lagu daerah Lancang kuning sebagai lagu daerah Riau, dengan lirik lagu berbahasa Indonesia, lagu lancang kuning aslinya berbahasa Melayu Riau, Sejarah awal lagu ini menceritakan tentang Lancang Kuning adalah sebuah kapal yang melegenda bagi masyarakat Melayu. Berdasarkan cerita dari orang-orang tua di Kepulauan Riau yang menyatakan; “Kalau kita sedang lemah semangat, diwaktu-waktu tertentu kita akan melihat kapal Lancang Kuning diantara Pulau Penyengat dan Tanjungpinang”.
Jika kita lihat lirik Lagu Lancang Kuning yang banyak dinyanyikan atau di posting di Internet adalah lagu lancang kuning populer dengan bahasa Indonesia, dan hampir semua kita mempercayai bahwa itulah lirik asli dari lagu lancang kuning dari lagu daerah Riau seperti di bawah ini ;
Lancang kuning
Lancang kuning berlayar malam
Hey..! berlayar malam
Lancang kuning
Lancang kuning berlayar malam
Hey..! berlayar malam
Haluan menuju, haluan menuju kelaut dalam
Haluan menuju, haluan menuju kelaut dalam
Lancang kuning berlayar malam
Lancang kuning berlayar malam
Kalau nakhoda
Kalau nakhoda kuranglah faham
Hey..! kuranglah faham
Kalau nakhoda
Kalau nakhoda kuranglah faham
Hey..! kuranglah faham
***
Alamatlah kapal, alamatlah kapal akan tenggelam
Alamatlah kapal, alamatlah kapal akan tenggelam
Lancang kuning berlayar malam
Lancang kuning berlayar malam
Lancang kuning
Lancang kuning menerkam badai
Hey..! menerkam badai
Lancang kuning
Lancang kuning menerkam badai
Hey..! menerkam badai
***
Tali kemudi, tali kemudi berpilih tiga
Tali kemudi, tali kemudi berpilih tiga
lancang kuning berlayar malam
lancang kuning berlayar malam
lancang kuning berlayar malam
lancang kuning berlayar malam.
* * * Selesai * * *
Tapi coba kita perhatikan lirik dan notasi lagu lancang kuning berikut ini, dimanakah perbedaannya?, apakah ini yang asli atau yang di atas, silakan anda interpretasikan;
Lancang kuning lancang kuning
seludang mayang seludang mayang
Lancang kuning lancang kuning
seludang mayang seludang mayang
Bertolak petang berlayar malam di alam kelam
Bertolak petang berlayar malam di alam kelam
Lancang kuning lancang kuning
seludang mayang seludang mayang
Lancang kuning lancang kuning
seludang mayang seludang mayang
Angin turut angin turut
layar mengembang layar mengembang
Angin turut angin turut
layar mengembang layar mengembang
Laut beralun berombak riak membanting lambung
Laut beralun berombak riak membanting lambung
Mengayun ayun lautan beralun
Mengayun ayun lautan beralun
Mengayun ayun
Sembah sujud sembah sujud duduk bertelut duduk bertelut
Sembah sujud sembah sujud duduk bertelut duduk bertelut
Jari sepuluh susun menyembah tunduk kepala
duduk bersimpuh tunduk membungkuk seiklas hati
mohon dimaafkan serba kesalahan
mohon dimaafkan serba kesalahan
mohon dimaafkan .
* * * Selesai * * *
Notasi lagu Daerah Nusantara Lancang Kuning dari Daerah Riau;
Cerita-kisah menarik tentang lancang kuning ini berdasarkan sejarah melayu tentang asal mula lancang kuning;
Awal Mula Lancang Kuning Menurut versi dari nara sumber yang berzuriat dari Tengku Takziyah. Berawal dari pelarian Dua putra Sultan maka sampailah mereka di sebuah pulau. Sesampai dipulau tersebut dan membuka wilayah baru, maka berkeinginanlah dua beradik tersebut hendak membuat sebuah lancang (perahu). Maka dicarikan terlebih dahulu bahan kayu untuk dijadikan perahu. Didapatkan pohon yang dimana batang kayu tersebut berwarna kuning dimana pohon tersebut disebut dengan pohon keledang, dan hanya ada pada pulau tersebut pohon itu ada.
Selanjutnya dibangunlah perahu yang dihajatkan oleh Kedua Putra Sultan. Setelah beberapa waktu jadilah sebuah perahu yang berwarna kuning karena bahannya berasal dari pohon kayu keledang yang kayunya sudah semula jadi berwarna kuning serta dihiasi dengan layar yang berwarna kuning pula sebagai lambang kebesaran kesultanan atau bangsawan melayu. Dan pulau dimana tempat dibuatnya perahu lancang kuning selanjutnya diberi nama Pulau Galang. Karena tempat galangan lancang kuning dibangun.
Sampailah waktunya untuk perahu lancang kuning hendak diturunkan kelaut untuk pertama kalinya. Ternyata untuk menurunkan perahu tersebut haruslah ada korban. Dimana diisyaratkan untuk turun lancang kuning haruslah dengan 7 (tujuh) perempuan hamil sulung dijadikan sebagai galang untuk perahu turun kelaut. Maka didapatkanlah ketujuh perempuan hamil sulung dan dibaringkan didepan haluan perahu untuk dijadikan galang. Maka meluncurkan Lancang kuning dengan bergalangkan ketujuh perempuan tersebut. Dengan Kuasa dan Kehendak Allah saat meluncurnya lancang kuning satu persatu setiap perempuan -perempuan tersebut melahirkan anak-anak mereka. Dan dengan Kuasa dan Kehendak Allah pulalah ketujuh perempuan hamil sulung satu persatu melahirkan anaknya dan langsung ghaib (hilang) dan disebutkan atas mereka itu Galang Ghaib.
Selanjutnya para anak mereka yang berjumlah 7 orang dimana 6 lelaki dan yang terakhir adalah seorang perempuan. Dan diambil serta dipeliharalah mereka bertujuh oleh kedua Putra Sultan, yang selanjutnya ketujuh anak tersebut diberi dan bergelar Tujuh Panglima Galang. Selanjutnya mereka bertujuh menjadi panglima - panglima dari Tengku Takliyah dan Tengku Takziyah. Wallahualam Bihsawab.
Referensi:
http://keprikita.blogspot.co.id/2015/06/menganalisa-dimana-sebenarnya-letak.html
http://krishadiawan.blogspot.co.id/2010/08/kisah-lancang-kuning.html
http://sejarahmelayuku.blogspot.co.id/2015/04/awal-mule-lancang-kuningmenurut-versi.html
0 komentar:
Post a Comment