INILAH SURAT WASIAT YANG HILANG DARI SULTAN ADAM UNTUK PANGERAN HIDAYATULLAH
KISAH PERJALANAN GUNUNG KEMUKUS. WISATA, ZIARAH DAN RITUAL KHUSUS
Nasi Liwet /Gambar Foto: etnis.id |
KISAH MALIN KUNDANG (Cerita Rakyat Kota Padang Sumatera Barat)
BANJARMASIN SASIRANGAN FESTIVAL (BSF) 2019
INILAH 9 TOP TARIAN TRADISIONAL PAPUA YANG MENDUNIA
Indoborneonatural ---- Papua Barat adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di ujung barat Pulau Papua. Wilayah Papua Barat mencakup Semenanjung Domberai, Bomberai, Wandamen, serta Kepulauan Raja Ampat. Ibukota provinsi ini terletak di Manokwari dengan kota terbesarnya di Sorong.Papua Barat dengan ibukotanya ibukota Manokwari merupakan salah satu provinsi di Indonesia, nusantara. Papua Barat yang dulu dikenal dengan Irian Jaya ini memiliki banyak potensi mulai dari hasil hutan, pariwisata, pertambangan, pertanian, rumput laut sampai hasil tenun khas dari kabupaten Sorong Selatan yaitu kain timor. Papua terkenal bukan hanya bisa menghasilkan berbagai kekayaan alam serta sektor pariwisata yang beragam, namun Papua Barat juga menyimpan sejuta pesona kebudayaan tradisional, salah satunya seni budaya tarian tradisonal khas Papua seperti yang admint indoborneonatural uraikan berikut ini:
1. Tarian Sajojo
Tarian sajojo sering dijadikan penampilan diberbagai acara, baik acara adat, budaya, maupun sekedar hiburan saja. Bahkan tarian lagu Sajojo ini sering dijadikan bagian dari even lomba hingga tingkat nasional. Sajojo sangat terkenal di Papua, Indonesia bahkan sudah sampai ke mancanegara karena sering dibawakan untuk promosi pariwisata nusantara dan kenegaraan.
“Sajojo” adalah lagu yang menceritan tentang sebuah kisah perempuan cantik dari desa. Perempuan yang dicintai ayah dan ibu berikut para laki-laki desa. Perempuan yang didamba laki- laki untuk bisa berjalan-jalan bersamanya. Meskipun gerakan tari ini tidak terlalu menggambarkan lirik lagu tersebut, namun iramanya yang penuh keceriaan dalam lagu tersebut sangat cocok dengan gerakan Tari Sajojo yaitu dengan meloncat, bergerak ke depan, ke belakang, ke kiri maupun ke kanan dengan ritme dan ketegasan gerak yang tentunya setiap penari mengupayakan kesamaan gerak dengan penari lainnya supaya terlihat kompak.
Kostum untuk kesenian Sajojo biasanya merupakan busana tradisional yang terbuat dari akar atau daun. Namun, seiring dengan adanya perkembangan, ada juga yang mengkreasikan kostum ini dengan kain agar terlihat lebih menarik. Selain itu, penari juga dilengkapi dengan berbagai aksesoris seperti penutup kepala, kalung dan lukisan tubuh bercorak etnis khas Papua. Dalam perkembangannya, Lagu ini merupakan lagu daerah Papua yang juga digunakan untuk mengiringi senam di tanah Papua bahkan di seluruh tanah air Indonesia.
2. Tarian Wutukala
Tari wutukala adalah tarian adat Papua Barat lebih tepatnya Suku Moy. Tarian ini menceritakan tentang kebiasaan masyarakat mencari ikan yang dilakukan berpasangan atau berkelompok baik penari pria dan wanita. Tarian ini sangat populer khususnya area pesisir Sorong tempat Suku Moy Tinggal.
Tarian Papua Barat ini dilakukan 5 hingga 6 pasang penari pria dan wanita dengan menggunakan pakaian adat dan atribut seperti tombak untuk pria dan noken untuk penari wanita dan gerakannya terlihat khas. Sedangkan alat musik pengiring yang digunakan adalah ukulele, gitar, bass dan juga alat musik lainnya. Untuk kostum, penari pria akan menggunakan bawahan seperti rok terbuat dari akar dan daun di area pinggang serta penutup kepala terbuat dari bulu burung Cendrawasih dan tubuh yang akan diwarnai dengan lukisan etnik warna hitam putih. Sementara untuk penari wanita memakai busana yang hampir serupa dengan pria namun disesuaikan.
3. Tarian Suanggi
Tarian tradisional Papua Barat ini bercerita tentang seorang suami yang ditinggal sang istri sebagai korban angi angi. Dalam kepercayaan magis masyarakat Papua Barat, suanggi adalah roh jahat atau kapes karena belum ditembus dan belum menemukan kenyamanan di alam baka. Roh tersebut bisa masuk ke tubuh wanita dan wanita yang meninggal ketika melahirkan dikhawatirkan akan menjelma menjadi kaper fane yang dalam masyarakat Aifat disebut dengan kaper mapo.
Roh tersebut akan masuk ke tubuh perempuan yang masih hidup dan secara magis bisa mencelakakan wanita tersebut. Sedangkan perempuan yang dirasuki roh tersebut disebut dengan perempuan suanggi. Dahulu dikatakan jika roh tersebut bisa digunakan untuk mencelakai seseorang. Jika mereka melihat seseorang makan di sekitar tempat tinggal mereka dan membuang sisa makanan sembarangan, maka sisa makanan tersebut akan menjadi alat untuk merasuki orang tersebut sehingga jatuh sakit, kurus dan akhirnya mati.
4. Tari Perang
Tari perang adalah tarian dari Papua Barat yang merupakan tarian melambangkan kegagahan dan kepahlawanan masyarakat Papua Barat. Tarian biasanya dilakukan masyarakat pegunungan ketika kepala suku mereka memberi perintah untuk berperang. Tarian ini termasuk dalam tarian grup atau tarian kolosal yang penarinya sendiri tidak dibatasi. Tarian Papua Barat ini umumnya akan diiringi dengan tifa dan alat musik lain. Namun yang membedakan tarian ini dengan tarian Papua Barat lainnya adalah karena tarian ini diiringi dengan lagu perang untuk membangkitkan semangat. Para penari akan memakai busana tradisional berupa rok dari akar dan manik manik untuk penghias dada serta daun disisipkan di bagian tubuh.
5. Tarian Tumbu Tana
Tari tumbu tana adalah tarian tradisional Papua Barat yang sudah diwariskan dari generasi ke generasi. Ada 3 jenis tari tumbu tana yang dikenal masyarakat Arfak, Papua Barat yaitu tumbu tana kemenangan berperang, tumbu tana mencari jodoh dan tumbu tana menyambut tamu. Tarian akan diiringi dengan lagu atau syair nihet duwei, diun dan isiap dengan gerakan melompat sambil menghentakan kaki ke tanah dan bergandengan tangan. Untuk formasi yang digunakan ketika menari adalah memanjang, setengah lingkaran dan lingkaran penuh.
Tari Tumbu Tanah biasanya dilakukan untuk menyambut acara-acara penting, yaitu penyambutan tamu dari luar lingkungan masyarakat Arfak, kemenangan perang, dan perayaan pesta pernikahan. Tari Tumbu Tanah merupakan jati diri masyarakat Arfak karena semua gerakan, formasi, lagu pengiring, alat musik, serta aksesoris dalam tari Tumbu Tanah merupakan ciri khas masyarakat Arfak yang membedakannya dengan tarian suku-suku lain di daerah Papua.
Tarian Musnok
Tari musnok menjadi salah satu dari macam-macam jenis tarian Papua Barat khususnya masyarakat Pegunungan Arfak Irian Jaya. Tarian ini bercerita tentang penyebaran agama Nasrani di Kota Sorong, Papua Barat yang akan diiringi dengan banyak alat musik tradisional seperti suling bambu, okulele, tifa, triton, tempurung kelapa dan juga upsal. Jumlah penari dalam tarian ini juga sangat banyak yakni 20 hingga 50 orang baik pria dan juga wanita yang bersama menarikan tarian Musnok dengan irama yang energik dan cepat khas Papua.
Tari Ris atau Sifieris
Tari ris atau sifieris adalah tarian Papua Barat yang berartikan dansa adat. Tarian ini dilakukan sebagai bagian dari upacara adat dan diiringi dengan alat musik seperti tifa atau pondatu serta gong atau mawin dengan syair nyanyian yang disesuaikan dengan makna upacara yang sedang diselenggarakan.
Tari Balengan
Tari balengan merupakan tarian daerah Papua Barat yang masuk dalam jenis tari pergaulan oleh muda mudi serta anak dan remaja kampung secara berpasangan. Tarian ini akan dilakukan memakai tempo sedang sampai cepat tergantung dari lagu yang mengiringi. Sedangkan alat musik yang digunakan adalah gitar bolong, gitar kecil bernama juglele, gitar bass besar dan alat musik tabuh atau tifa.
Tari Magasa
Tari magasa merupakan tarian dari Papua Barat yang dilakukan ketika menyambut tamu, perkawinan dan acara penting lain. Tarian akan dilakukan secara berkelompok tanpa batasan umur. Tarian Papua Barat ini bercerita tentang suku Arfak yang merayakan kemenangan sekaligus menggambarkan kerukunan masyarakat Arfak dalam kehidupan sehari hari.
Ketika ditampilkan, para penari akan membentuk barisan panjang seperti ular sehingga juga sering disebut dengan tari ular. Tarian ini biasanya dilakukan 5 pasang muda mudi pria dan wanita dimana penari pria akan mengenakan cawat kain, telanjang dada serta penutup kepala yang terbuat dari bulu burung kasuari atau cendrawasih. Sementara penari wanita akan memakai seperti kain sarung yang menutupi tubuh dari dada hingga betis serta beberapa aksesoris seperti daun pohon sagu dan bunga di bagian rambut.
Gerakan dalam tarian Papua Barat ini didominasi dengan gerakan melompat ke arah samping secara bersama sama serta dalam satu arah Hal menarik dari tarian ini adalah formasi dalam menari yang bisa berubah dan bervariasi tanpa terputus atau terhenti. Beberapa formasi yang biasanya dipertunjukkan dalam tarian ini adalah melingkar, melengkung dan juga lurus sehingga jika dilihat serupa dengan gerakan binatang ular.
Tari magasa sendiri masih terus dijaga dan dilestarikan hingga sekarang oleh masyarakat dan sering ditampilkan dalam acara hiburan atau perayaan tertentu. Selain itu, tari magasa juga sering ditampilkan dalam acara kebudayaan seperti festival budaya, promosi wisata serta pertunjukkan seni.
Demikian 9 Top Tarian tradisional Papua yang mendunia, yang banyak disukai oleh wisatawan manca negara, semoga bermanfaat. terimakasih sudah berkunjung kembali di blog indoborneonatural ini, semoga tetap sehat dan sukses selalu.