Indoborneonatural----Pada zaman dahulu Sang Kancil adalah merupakan binatang yang dianggap paling cerdik di dalam hutan. Banyak bintang-binatang di dalam hutan datang kepadanya untuk meminta pertolongan apabila mereka menghadapi masalah. Walaupun Sang Kancil menjadi tumpuan bintang-binatang di dalam hutan, tetapi ia tidak pernah menunjukan sikap yang sombong dan angkuh malah selalu sedia membantu pada bila-bila masa saja.
Suatu hari Sang Kancil berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan. Oleh karena makanan di sekitar kawasan kediamannya telah berkurang Sang Kancil bercadang untuk mencari di luar kawasan kediamannya. Cuaca pada hari tersebut sangat panas, menyebabkan Sang Kancil berasa dahaga karena terlalu lama berjalan, lalu ia berusaha mencari sungai yang berdekatan. Setelah meredah hutan akhirnya kancil berjumpa dengan sebatang sungai yang sangat jernih airnya. Tanpa membuang masa Sang Kancil terus minum dengan sepuas-puasnya. Kedinginan air sungai tersebut telah menghilangkan rasa dahaga Sang Kancil.
Kancil terus berjalan-jaan menyusuri terbing sungai, apabila terasa penat ia berehat sebentar di bawah pohon beringin yang sangat rindang di sekitar kawasan tersebut. Kancil berkata didalam hatinya "Aku mesti bersabar jika ingin mendapat makanan yang lezat-lezat". Setelah kepenatannya hilang, Sang Kancil menyusuri tebing sungai tersebut sambil memakan dedaunan kegemarannya yang terdapat disekitarnya. Apabila tiba di satu kawasan yang agak lapang, Sang Kancil terpandang kebun buah-buahan yang sdang masak ranum di seberang sungai. "Alangkah enaknya jika aku dapat menyeberangi sungai ini dan dapat menikmati buah-buahan tersebut" pikir Sang Kancil.
Sang Kancil terus berpikir mencari akal bagaimana untuk menyebrangi sungai yang sangat dalam lagi deras arusnya. Tiba-tiba Sang Kancil terpandang sang buaya yang sedang asik berjemur di tebing sungai. Sudah menjadi kebiasaan buaya apabila hari panas ia suka berjemur untuk mendapat cahaya matahari. Tanpa berlengah-lengah lagi kancil terus menghampiri buaya yang sedang berjemur lalu berkata, "Hai Sahabatku Sang Buaya, apa kabar kamu hari ini?" Buaya yang sedang menikmati cahaya matahari terus membuka mata dan didapati Sang Kancil yang menegurnya tadi "Kabar baik sahabatku Sang Kancil." Sambung buaya lagi "Apakah yang menyebabkan kamu datang ke mari?" Sang Kancil menjawab "Akum membawa khabar gembira untuk kamu" mendengar kata-kata Sang Kancil, Sang Buaya tidak sabar lagi ingin mendengar kabar yang dibawa oleh Sang Kancil, lalu Sang Buaya berkata "Ceritakan kepadaku apakah yang engkau hendak sampaikan."
Kancil berkata "Aku diperintahkan oleh Raja Sulaiman supaya menghitung jumlah buaya yang terdapat di dalam sungai ini karena Raja Sulaiman sudah menggerunkan semua binatang karena Nabi Sulaiman telah diberi kebesaran oleh Allah untuk memerintahkan semua makhluk di muka bumi ini. "Baiklah kamu tunggu di sini, aku akan turun ke dasar sungai untuk memanggil semua kawan aku! kata Sang Buaya. Sementara itu Sang Kancil sudah berangan-angan untuk menikmati buah-buahan. Tidak berapa lama kemudian semua byaya yang berada di dasar sungai berkumpul di tebing sungai. Sang Kancil berkata, " Hai buaya sekalian, aku telah diperintahkan oleh Nabi Sulaiman supaya menghitung jumlah kamu semua karena Nabi Sulaiman akan memberi hadiah yang istimewa pada hari ini." Kata Kancil lagi, "Berbarislah kamu mengitari sungai mulai dari tebing sebelah sini hingga ke tebing sebelah sana."
Mendengar kata-kata Sang Kancil, semua buaya berasa marah dan malu karena mereka telah ditipu oleh kancil. Mereka bersumpah tidak akan melepaskan Sang Kancil apabila bertemu pada masa yang akan datang. Dendam buaya tersebut terus membara hingga hari ini. Sementara itu Sang Kancil terus melom,pat kegembiraan dan terus meninggalkan buaya-buaya tersebut dan menghilang diri di dalam kebun buah-buahan untuk menikmati buah-buahan yang sedang masak ranum itu.
Sekian
0 komentar:
Post a Comment