Pendidikan seni budaya tari masuk pada kelompok estetika. Estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual maupun bersama sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup.
MAKNA BHINEKA TUNGGAL IKA DALAM KEBUDYAAN INDONESIA
Nusantara terkenal dengan kekayaan budayanya yang sangat unik dengan beraneka ragam suku bangsa dan adat istiadat penduduknya. Indonesia memang sebuah Negara yang terdiri atas bermacam-macam suku. Dengan keanekaragaman suku ini, Indonesia memiliki beragam budaya yang berbeda-beda di setiap daerah. Budaya Indonesia terdiri atas beragam kategori. Ada alat musik, tarian, bahasa, adat pernikahan, adat kematian, adat kelahiran, upacara-upacara, senjata tradisional, rumah adat, baju adat dan sebagainya. Dengan adanya keragaman budaya ini menyebabkan adanya latar belakang, pemikiran, prinsip, serta karakter masyarakat yang berbeda-beda juga. Ada masyarakat yang memiliki karakter keras, lembut, open mind, berprinsip, dan sebagainya. Tidak hanya sebatas itu saja, tradisi di Indonesia juga mencakup obat-obatan tradisional seperti jamu, ramuan Madura, ramuan Kalimantan, dan sebagainya.
PENGERTIAN ETNOGRAFI
Kata etnografi berasal dari bahasa Latin "Etnos" artinya suku bangsa dan "grafien" artinya lukisan atau gambaran. Jadi secara etimologis etnografi adalah gambaran suatu suku bangsa yang berkaitan erat dengan kebudayaannya. Dalam kajian antropologi suku bangsa lebih sering disebut "tribe" dari pada "ethnic". Karena kata ethnic memberi pemahaman adanya perbedaan kelompok dalam suatu masyarakat berdasarkan adat-istiadat, bahasa, sejarah dan kebudyaannya. Namun dapat diartikan pula sebagai kelompok sosial dalam sistem sosial budaya yang memiliki arti serta kedudukan tertentu.
SISTEM PERKAWINAN MASYARAKAT MINANGKABAU
Masyarakat Minangkabau menganut garis keturunan matrilineal dan pola menetap setelah menikah yang uxorilokal adalah pola menetap di rumah isteri setelah menikah. Harta pusaka diturunkan melalui garis ibu dan yang berhak menerima adalah anak-anak perempuan dari sebuah keluarga. Sedangkan anak laki-laki tidak berhak terhadap harta pusaka.
MASAKAN TRADISIONAL NASI BAKAR TELUR ASIN
Salah satu menu masakan yang jadi pavorit penulis sejak kecil adalan Nasi Bakar Telur Asin yang terasa lezat dan merakyat, selain enak rasanya cara membuat dan bahan-bahannya pun mudah didapat disekitar kita di Indonesia ini, berikut cara membuat nasi bakar telur asin tersebut.
MENGENAL LEGENDA SUKU ASMAT PAPUA IRIAN JAYA
Indoborneonatural----Indonesia adalah Negara yang kaya dengan keaneka ragaman suku
bangsa yang sebagian masih primitif. Salah satu suku ini yang terdapat di tanah
Papua (Irian Jaya). Keunikan daerah dan kebudayaan yang kaya nilai-nilai
mengundang para ilmuwan di manca Negara untuk mengadakan penelitian secara
intensif. Bahkan di Universitas Cendrawasih sudah dibuka studi-pengkajian suku
bangsa primitive yang juga ikut mengkaji, meneliti dan mengembangkan
pengetahuan tentang suku Asmat di Papua Irian Jaya.
Kabupaten Marauke terletak di
pantai Barat Irian Jaya yang terdiri dari 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Sawa
Erma, Agats, Asmat dan Primapun. Suku Asmat berdiam di daerah yang sangat
terpencil dan alamnya sangat panas dengan daerah yang berawa-rawa, berlumpur
serta ditutupi oleh hutan tropis. Banyak batu-batuan yang sangat langka yang
ditemukan di daerah yang berawa-rawa tersebut. Orang-orang suku Asmat dalam
kehidupannya memang tidak mengenal besi dan keramik, karena benda tersebut
tidak ada di sana sehingga mereka memasak makanannya di atas api yang terbuka.
Sejarah dan Asal usul orang Asmat
menurut kepercayaan penduduk setempat, mereka juga berasal dari Fumeripits (Sebutan Untuk sang Pencipta
mereka). Orang ini dikisahkan asalmulanya sebagai orang yang terdampar di tepi
pantai dalam keadaan sekarat. Berkat bantuan sekelompok burung, ia dapat
selamat dan hidup sendirian di daerah baru tersebut. Untuk mengisi kesepiannya,
ia mengukir patung-patung dari kayu dan membangun rumah panjang untuk
menempatkan patung-patung tadi. Lalu ia membuat tifa yang tabuhnya setiap hari.
Pada suatu hari, tiba-tiba semua patung kayu tadi bergerak mengikuti irama
tifa. Secara ajaib patung kayu berubah menjadi manusia hidup dan mendiami
daerah itu. Sejak itu dikisahkan bahwa Fumeripits pergi berkelana dan membangun
rumah panjang di setiap daerah yang kunjunginya dan menciptakan manusia-manusia
baru yang sekarang dikenal dengan orang-orang suku Asmat.
Hingga sekarangpun pada
kepercayaan orang-orang suku Asmat, para pemahat yang disebut “Wow-ipit” terus
mengukir kayu dan membentuk manusia sebagai sebuah ritual untuk membentuk
eksistensi manusia baru, tetapi hingga sekarang memang tidak pernah menjelma
menjadi manusia hidup.
Sistem Religi Suku Asmat
Orang-orang Asmat menyebut dirinya asmat-ow yang artinya manusia sejati; atau As-Asmat yang artinya manusia pohon bagi orang-orang Asmat merupakan benda yang paling luhur, karena manusia adalah pohon, pohon adalah manusia. Mereka percaya bahwa ala mini didiami oleh roh-roh, jin-jin, makhluk-makhluk halus yang semuanya itu dinamakan setan. Setan terbagi menjadi dua kategori, yaitu;
1.Setan yang membahayakan jiwa, seperti setan perempuan hamilyang meninggal atau setan yang hidup di pohon beringin.
2.Setan yang tidak membahayakan jiwa tetapi suka menakut-nakuti dan mengganggu saja.
Orang Asmat mempercayai dan meyakini bahwa manusia mempunyai paling sedikit enam jiwa dan menjiwai beberapa tubuh yang berlainan. Apabila ada orang yang sakit berarti ditinggalkan oleh salah satu jiwa tadi, dan tugas dukun adalah membujuk jiwa tadi supaya jiwa itu mau kembali agar orang tersebut sembuh. Apabila jiwa yang pergi tadi tidak mau kembali, orang yang sakit tadi pasti meninggal (Amelvoort, 1964 : 53). Sesudah beberapa waktu tertentu rohy akan pergi kedunia roh dibelakang ufuk dan akan hidup abadi di situ, atau hidup kembali dalam tubuh seorang bayi yang baru lahir(reinkarnasi).
Orang Asmat yakin bahwa di lingkungan tempat tinggal manusia juga diam berbagai macam roh yang mereka bagi dalam tiga golongan, yaitu :
Yi-ow adalah roh nenek moyang yang sifat dasarnya bai, terutama bagi keturunannya.
Oshopan adalah roh jahat orang yang membawa penyakit dan bencana
Dan bin-ow adalah roh jahat orang mati tragis baik kecelakaan kesengsaraan dsb yang mati konyol.
Ilmu sihir (Black magic) banyak dipraktikan terutama oleh kaum hawa sebagai salah satu alat dan senjata perlindungan diri. Sehingga banyak terjadi kasus-kasus yang berkaitan dengan guna-guna dan praktek perlakuan yang melibatkan hal-hal gaib dan metafisik, sebagai sarana saling serang dan saling bunuh.
Beberapa Upacara Adat Suku Orang Asmat
1.Upacara Kematian
Menurut orang Asmat, kematian bukanlah hal yang alamiah. Orang itu mati karena sihir hitam, terkecuali kalau orang itu mati terbunuh senjata dll. Kematian seorang bayi dianggap tidak terlalu menyedihkan, karena roh bayi tersebut akan kembali ke alam roh. Akan tetapi kematian orang dewasa akan menimbulkan duka cita yang mendalam dan diiringi oleh ratap tangis yang luar biasa. Anggota keluarga yang ditinggalkan segera berebut memeluk si mati dan keluar rumah dengan menggulingkan dirinya di dalam lumpur terdekat. Rasa duka cita yang mendalam ditandai dengan menangis setiap hari sampai berbulan-bulan dan mencukur habis rambutnya.
2.Upacara Bis
Upacara Bis merupakan salah satu kegiatan penting dalam kehidupan suku Asmat, karena berhubungan dengan pengukiran patung leluluhur atau bis. Upacara ini diselenggarakan bila ada permintaan dari keluarga tertentu. Upacara bis diadakan untuk memperingati anggota keluarga yang mati terbunuh.
Pembuatan Patung bis diserahkan pada wow-ipit dan pembantu-pembantunya. Untuk membuat pating bias diperlukan waktu selama 6 atau 8 minggu. Selama pengukiran patung bis dikerjakan di dalam rumah panjang. Kaum wanita tidak boleh memasuki rumah itu sampai pengukiran selesai. Dalam masa-masa pembuatan patung bis terjadi papis, yaitu saling tukar-menukar istri. Pemilihan pasangan terjadi pada waktu upacara perang-perangan antara wanita dengan pria yang berlangsung setiap sore. Upacara perang-perangan itu juga dimaksudkan untuk mengusir roh-roh jahat.
Sekarang ini peperangan antar suku sudah tidak ada lagi, sehingga upacara bis baru diadakan bila terjadi bencana atau malapetaka besar. Menurut orang Asmat, malapetaka yang terjadi itu disebabkan oleh roh-roh anggota keluarga yang meninggal belum diantar ke tempat peristirahatan terakhir, yaitu sebuah pulau di muara sungai Sirets.
3.Upacara Perahu
Orang-orang suku Asmat membuat perahu setiap 5 tahun sekali. Selama pembuatan perahu, terdapat beberapa pantangan seperti tidak boleh membuat bunyi-bunyian, tidak boleh menginjak batang kayu yang akan dijadikan perahu sebelum ditarik ke air. Sebelumnya diadakan upacara khusus yang dipimpin oleh orang tua yang bepengaruh dalam masyarakat. Bagian muka perahu yang disebut cicemen diukur menyerupai burung sebagai perlambang pengayau (pemenggal) kepala. Ada juga ukiran berbentuk manusia yang melambangkan saudara yang telah meninggal. Mereka percaya bahwa almarhum akan senang karena diperhatikan dan rohnya akan selalu melindungi keselamatan penumpang perahu tersebut.
Semua perahu baru harus diresmikan terlebih dahulu. Para pemilik perahu berkumpul di rumah orang yang paling berpengaruh. Mereka mengadakan pesta sambil mendengarkan nyanyi-nyanyian dan penabuhan tifa.
4.Sistem Kekerabatan
Kekerabatan orang-orang Asmat menganut prinsip garis keturunan laki-laki atau pihak ayah (partrilineal) dengan pola menetap di sekitar kediaman kerabat suami (virilokal).
Apabila suami meninggal dunia, maka istri tetap tinggal bersama keluarga suami berserta anaknya dan menjadi tanggung jawab keluarga suami.
Ada proses perencanaan perkawinan (tinis), dan cara perkawinan “Persemdan Mbeter”. Persem adalah perkawinan yang terjadi akibat hubungan rahasia antara seorang perjaka dengan seorang gadis, kemudian diakui oleh orang tua kedua belah pihak. Mbeter adalah kawin lari yaitu pihak laki-laki melarikan si gadis untuk dinikahi. Perkawinan mbeter seringkali menjadi pertikaian kedua belah pihak, secara tradisional pertikaian ini baru berakhir bila jatuh korban dari kedua belah pihak. Perkawinan tini yang melamar adalah pihak perempuan. Melalui perkawinan, suami punya hak atas daerah sagu dan daerah milik mertua. Sistem perkawinan mengikuti prinsip eksogami (di luar sukunya).
5.Sistem kesenian
Suku Asmat memiliki system kebudayaan yang mengusung nilai-nilai seni yang tinggi. Berdasarkan upacara dan budaya suku Asmat dapat ditemukan unsure kesenian yang memang sangat erat kaitannya dengan kehidupan religi Asmat. Benda-benda kesenian Asmat yang sangat menarik adalah tiang-tiang Mbis dan perasai-perasai. Walaupun hubungan antara kelompok masyarakat Asmat, maupun antara orang Asmat dengan orang luar cukup banyak, kontak itu tidak membuat kebudayaan Asmat beragam. Malam kini tampak suatu aneka warna khusus dalam kesenian yang berada dari kedua kelompok kebudayaan.
Aneka warna gaya kesenian Asmat berdasarkan bentuk dan warna perhiasan tiang Mbis dan perisai itu dapat diklasifikasikan dalam empat jenis dan empat daerah yang berbeda, yaitu :
a) Gaya seni Asmat hilir maupun hulu sungai-sungai yang mengalir ke dalam Teluk Flamingo dan arah pantai Casuarina.
b) Gaya seni Asmat Barat Laut
c) Gaya seni Asmat Timur
d) Gaya seni Asmat daerah Razza.
Sumber : Disarikan dari berbagai sumber !!
Orang-orang Asmat menyebut dirinya asmat-ow yang artinya manusia sejati; atau As-Asmat yang artinya manusia pohon bagi orang-orang Asmat merupakan benda yang paling luhur, karena manusia adalah pohon, pohon adalah manusia. Mereka percaya bahwa ala mini didiami oleh roh-roh, jin-jin, makhluk-makhluk halus yang semuanya itu dinamakan setan. Setan terbagi menjadi dua kategori, yaitu;
1.Setan yang membahayakan jiwa, seperti setan perempuan hamilyang meninggal atau setan yang hidup di pohon beringin.
2.Setan yang tidak membahayakan jiwa tetapi suka menakut-nakuti dan mengganggu saja.
Orang Asmat mempercayai dan meyakini bahwa manusia mempunyai paling sedikit enam jiwa dan menjiwai beberapa tubuh yang berlainan. Apabila ada orang yang sakit berarti ditinggalkan oleh salah satu jiwa tadi, dan tugas dukun adalah membujuk jiwa tadi supaya jiwa itu mau kembali agar orang tersebut sembuh. Apabila jiwa yang pergi tadi tidak mau kembali, orang yang sakit tadi pasti meninggal (Amelvoort, 1964 : 53). Sesudah beberapa waktu tertentu rohy akan pergi kedunia roh dibelakang ufuk dan akan hidup abadi di situ, atau hidup kembali dalam tubuh seorang bayi yang baru lahir(reinkarnasi).
Orang Asmat yakin bahwa di lingkungan tempat tinggal manusia juga diam berbagai macam roh yang mereka bagi dalam tiga golongan, yaitu :
Yi-ow adalah roh nenek moyang yang sifat dasarnya bai, terutama bagi keturunannya.
Oshopan adalah roh jahat orang yang membawa penyakit dan bencana
Dan bin-ow adalah roh jahat orang mati tragis baik kecelakaan kesengsaraan dsb yang mati konyol.
Ilmu sihir (Black magic) banyak dipraktikan terutama oleh kaum hawa sebagai salah satu alat dan senjata perlindungan diri. Sehingga banyak terjadi kasus-kasus yang berkaitan dengan guna-guna dan praktek perlakuan yang melibatkan hal-hal gaib dan metafisik, sebagai sarana saling serang dan saling bunuh.
Beberapa Upacara Adat Suku Orang Asmat
1.Upacara Kematian
Menurut orang Asmat, kematian bukanlah hal yang alamiah. Orang itu mati karena sihir hitam, terkecuali kalau orang itu mati terbunuh senjata dll. Kematian seorang bayi dianggap tidak terlalu menyedihkan, karena roh bayi tersebut akan kembali ke alam roh. Akan tetapi kematian orang dewasa akan menimbulkan duka cita yang mendalam dan diiringi oleh ratap tangis yang luar biasa. Anggota keluarga yang ditinggalkan segera berebut memeluk si mati dan keluar rumah dengan menggulingkan dirinya di dalam lumpur terdekat. Rasa duka cita yang mendalam ditandai dengan menangis setiap hari sampai berbulan-bulan dan mencukur habis rambutnya.
2.Upacara Bis
Upacara Bis merupakan salah satu kegiatan penting dalam kehidupan suku Asmat, karena berhubungan dengan pengukiran patung leluluhur atau bis. Upacara ini diselenggarakan bila ada permintaan dari keluarga tertentu. Upacara bis diadakan untuk memperingati anggota keluarga yang mati terbunuh.
Pembuatan Patung bis diserahkan pada wow-ipit dan pembantu-pembantunya. Untuk membuat pating bias diperlukan waktu selama 6 atau 8 minggu. Selama pengukiran patung bis dikerjakan di dalam rumah panjang. Kaum wanita tidak boleh memasuki rumah itu sampai pengukiran selesai. Dalam masa-masa pembuatan patung bis terjadi papis, yaitu saling tukar-menukar istri. Pemilihan pasangan terjadi pada waktu upacara perang-perangan antara wanita dengan pria yang berlangsung setiap sore. Upacara perang-perangan itu juga dimaksudkan untuk mengusir roh-roh jahat.
Sekarang ini peperangan antar suku sudah tidak ada lagi, sehingga upacara bis baru diadakan bila terjadi bencana atau malapetaka besar. Menurut orang Asmat, malapetaka yang terjadi itu disebabkan oleh roh-roh anggota keluarga yang meninggal belum diantar ke tempat peristirahatan terakhir, yaitu sebuah pulau di muara sungai Sirets.
3.Upacara Perahu
Orang-orang suku Asmat membuat perahu setiap 5 tahun sekali. Selama pembuatan perahu, terdapat beberapa pantangan seperti tidak boleh membuat bunyi-bunyian, tidak boleh menginjak batang kayu yang akan dijadikan perahu sebelum ditarik ke air. Sebelumnya diadakan upacara khusus yang dipimpin oleh orang tua yang bepengaruh dalam masyarakat. Bagian muka perahu yang disebut cicemen diukur menyerupai burung sebagai perlambang pengayau (pemenggal) kepala. Ada juga ukiran berbentuk manusia yang melambangkan saudara yang telah meninggal. Mereka percaya bahwa almarhum akan senang karena diperhatikan dan rohnya akan selalu melindungi keselamatan penumpang perahu tersebut.
Semua perahu baru harus diresmikan terlebih dahulu. Para pemilik perahu berkumpul di rumah orang yang paling berpengaruh. Mereka mengadakan pesta sambil mendengarkan nyanyi-nyanyian dan penabuhan tifa.
4.Sistem Kekerabatan
Kekerabatan orang-orang Asmat menganut prinsip garis keturunan laki-laki atau pihak ayah (partrilineal) dengan pola menetap di sekitar kediaman kerabat suami (virilokal).
Apabila suami meninggal dunia, maka istri tetap tinggal bersama keluarga suami berserta anaknya dan menjadi tanggung jawab keluarga suami.
Ada proses perencanaan perkawinan (tinis), dan cara perkawinan “Persemdan Mbeter”. Persem adalah perkawinan yang terjadi akibat hubungan rahasia antara seorang perjaka dengan seorang gadis, kemudian diakui oleh orang tua kedua belah pihak. Mbeter adalah kawin lari yaitu pihak laki-laki melarikan si gadis untuk dinikahi. Perkawinan mbeter seringkali menjadi pertikaian kedua belah pihak, secara tradisional pertikaian ini baru berakhir bila jatuh korban dari kedua belah pihak. Perkawinan tini yang melamar adalah pihak perempuan. Melalui perkawinan, suami punya hak atas daerah sagu dan daerah milik mertua. Sistem perkawinan mengikuti prinsip eksogami (di luar sukunya).
5.Sistem kesenian
Suku Asmat memiliki system kebudayaan yang mengusung nilai-nilai seni yang tinggi. Berdasarkan upacara dan budaya suku Asmat dapat ditemukan unsure kesenian yang memang sangat erat kaitannya dengan kehidupan religi Asmat. Benda-benda kesenian Asmat yang sangat menarik adalah tiang-tiang Mbis dan perasai-perasai. Walaupun hubungan antara kelompok masyarakat Asmat, maupun antara orang Asmat dengan orang luar cukup banyak, kontak itu tidak membuat kebudayaan Asmat beragam. Malam kini tampak suatu aneka warna khusus dalam kesenian yang berada dari kedua kelompok kebudayaan.
Aneka warna gaya kesenian Asmat berdasarkan bentuk dan warna perhiasan tiang Mbis dan perisai itu dapat diklasifikasikan dalam empat jenis dan empat daerah yang berbeda, yaitu :
a) Gaya seni Asmat hilir maupun hulu sungai-sungai yang mengalir ke dalam Teluk Flamingo dan arah pantai Casuarina.
b) Gaya seni Asmat Barat Laut
c) Gaya seni Asmat Timur
d) Gaya seni Asmat daerah Razza.
Sumber : Disarikan dari berbagai sumber !!
PENGERTIAN SENI SASTRA PUISI
Sastra adalah suatu karya seni yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Ia diciptakan pengarang menjadi semacam kegiatan estetis yang dipersembahkan kepada masyarakat untuk dinikmati atau sekedar diamati. Karena pada dasarnya sastra mengungkapkan tentang kehidupan yang menyeluruh secara lahir batin.
Pengertian dari puisi adalah suatu karya sastra yang tersusun secara rapi dengan penggunaan kata sehemat mungkin Penggunaan diksi yang dilakukan penyair merupakan suatu proses pematangan bahasa dengan pengendapan yang mendalam dan seksama. Puisi itu merupakan karangan kesusastraan yang berbentuk sajak (Syair, pantun dsb.). Menurut H. B. Jassin dalam pandangannya mengungkapkan dengan singkat bahwa puisi adalah pengucapan dengan perasaan.
Pengertian dari puisi adalah suatu karya sastra yang tersusun secara rapi dengan penggunaan kata sehemat mungkin Penggunaan diksi yang dilakukan penyair merupakan suatu proses pematangan bahasa dengan pengendapan yang mendalam dan seksama. Puisi itu merupakan karangan kesusastraan yang berbentuk sajak (Syair, pantun dsb.). Menurut H. B. Jassin dalam pandangannya mengungkapkan dengan singkat bahwa puisi adalah pengucapan dengan perasaan.
Lomba Perahu Jukung Hias Di sungai Martapura Kalsel
Sebagai even tahunan yang selalu dilaksanakan setiap tahun, lomba jukung hias yang diadakan pemerintah kota Banjarmasin, Propinsi Kalimantan selatan, yang bertujuan menarik minat dan kedatangan wisatawan. Lomba jukung hias ini selalu digelar dengan meriah di banataran sungai Martapura yang membelah Pusat kota Banjarmasin Tepatnya di depan taman siring dan menara pantau kota Banjarmasin.
Lomba jukung atau perahu hias ini banyak menarik minat warga masyarakat di kota Banjarmasin dan sekitarnya yang memadati hampir seluruh pinggiran sungai martapura ini.
Aliran-aliran Seni Rupa
Berikut ini adalah aliran-aliran seni rupa yang banyak diperlajari di Indonesia yaitu :
A. Realisme (1800-an)
B. Naturalisme
C. Romantisme
D. Impresionisme/ Realisme Cahaya/ Light Painting (1874)
E. Ekspresionisme (1900-an)
F. Fauvisme (1900-an)
G. Kubisme (1907)
H. Futurisme (1909)
I. Dadaisme (1916)
J. Surealisme (1937)
K. Abstrakisme (1940-an)
L. Pop Art (1970-an).
RESEP KULINER MAKANAN TRADISIONAL GADO-GADO
Siapa yang tidak kenal Gado-gado, hampir semua orang Indonesia kenal dan pasti pernah merasakan enak dan nikmatnya Gado-gado. Gado-gado adalah makanan khas tradisional nusantara yang berupa sayur-sayuran yang direbus atau dikukus dan campur jadi satu, dengan bumbu atau saus dari kacang tanah yang dihaluskan disertai irisan telur dan di atasnya ditaburi bawang goreng. Tidak ketinggalan sebagai pelengkap diberi emping melinjo goreng atau kerupuk di atasnya. Selain rasanya yang enak dan tentunya cukup mengenyankan buat perut yang sedang lapar.