Home » , » BUAH ASAM KURANJI DARI HUTAN KALIMANTAN

BUAH ASAM KURANJI DARI HUTAN KALIMANTAN

Buah asam kuranji, Buah keranji ini di Kalimantan disebut “lahal, langir, menyerin, nyalin paya, sianglam, atau tampasak”. Di Kalimantan banyak tumbuh liar di hutan, pohonnya yang besar menghasilkan jenis kayu yang bagus. di Bangka Belitung dan di Malaysia buah ini disebut juga keranji. Buah yang satu ini rada nyentrik, warna kulitnya hitam legam sebesar ujung jari. Kulit buah ini rapuh dan muda pecah.


Buah Asam Kurangji atau keranji atau dengan nama latin Dialium indum, adalah pohon berbuah anggota keluarga Leguminosae, memiliki buah seukuran anggur. Karena keras dan padat maka ia cocok untuk dijadikan bahan bangunan, oleh karena itu pohon ini banyak ditebang untuk mendapatkan kayunya. Nama-nama lain dalam bahasa-bahasa di Nusantara: Asam keranji, kranji, asam cina, kuranji, ki pranji (Sunda), parangi.

Klasifikasi ilmiah:
kerajaan    : Plantae
divisi          : Mangoliophyta
kelas         : Magnoliopsida
ordo          : Fagales
family        : Leguminosae
genus       : Dialium
spesies     : Dialium indum L.


Jika Buah kuranji dibuka maka ditemukan bijinya yang kecil terselimut semacam beludru coklat, beludru itulah daging buah keranji yang rasanya terasa manis-manis asam segar. Buah ini termasuk buah yang enak dimakan, namun terkadang sulit untuk dipetik dari pohonnya. Pohon Buah kuranji besar dan tinggi, untuk pohon kuranji yang sudah cukup tua  tingginya bisa mencapai puluhan meter. Karena itu untuk mendapatkan buah ini, biasanya terpaksa harus mengais-ngais di bawah pohon sekitar pohon, di sela-sela daun kering mencari yang jatuh (menjatu). Di Tanah ini akan kita temukan buah-buah kuranji yang sudah matang dan jatuh, jika beruntung kita bisa menjadapatkan yang masih utuh yang belum dimakan serangga atau binatang lain.



Semasa Kecil dulu penulis sering memakan, menikmati dan merasakan buah yang rasanya asam manis ini. Awal pertama memakan buah kuranji ini mata akan terpejam karena rasa masam yang sangat, yang berangsur-angsur diselimuti rasa manis. Ketika itu penulis sering bermain aduan buah kuranji dengan cara menempelkan dan menekan erat-erat dua buah kuranji, untuk mengadu kekuatan kulit buah kuranji dengan punya teman yang menjadi lawan aduan buah kuranji. Kuranji siapa yang pecah gepeng maka dia kalah dan harus menyerahkan satu buah kuranjinya yang masih bagus kepada si pemenang yang berhasil membuat gepeng kuranji lawannya tersebut...hehe.

0 komentar:

Cari Artikel