INILAH SURAT WASIAT YANG HILANG DARI SULTAN ADAM UNTUK PANGERAN HIDAYATULLAH

Indoborneonatural----Surat Wasiat Sultan Adam Untuk Pengeran Hidayatullah. Dari surat wasiat Raja Banjar ke-18, dari garis lurus Sultan Suriansyah (raja pertama), Sultan Adam Al Watsiq Billah bin Sultan Sulaiman al-Mutamidullah (1825-1857) mewasiatkan bahwa Pangeran Hidayatullah berhak duduk di takhta Kerajaan Banjar. Namun, Hindia Belanda mencampuri suksesi Kesultanan Banjar, hingga Pangeran Tamjidullah II diangkat sebagai Sultan Banjar dan memilih beribu negeri di Banjarmasin.

Padahal, berdasar surat wasiat Sultan Adam, justru Pangeran Hidayatullah yang sejatinya naik takhta menggantikan sang kakek. Dari suksesi yang diintervensi Hindia Belanda, memicu Perang Banjar dan melebar hingga ke kawasan Barito, Kalimantan Tengah dari 1859-1905. Sedangkan, versi dokumen Belanda hanya berkecamuk pada  1859-1863.

Nah, misteri surat wasiat Sultan Adam yang asli hingga kini belum diketahui keberadaan. Meski, beberapa sejarawan mencatat surat bertuliskan Arab Melayu itu disimpan rapi oleh keturunan sang sultan. Yang beredar di dunia maya dan buku-buku pun hanya sebuah salinan surat wasiat yang dibuat pada hari Isnain (Senin) tertanggal 12 Safar 1259 Hijriyah.

Dari sini, hak regalia Kesultanan Banjar sepenuhnya berada di genggaman Pangeran Hidayatullah sebagai penerus kerajaan yang dibangun Sultan Suriansyah di Tanah Kuin itu, hingga berpindah ke Kayutangi dan Martapura.

Lantas seperti apa bentuk asli surat wasiat Sultan Adam tersebut?  Publik tentu ingin mengetahuinya. Apalagi, kabarnya surat wasiat itu dibawa serta keluarga besar Pangeran Hidayatullah ketika dibuang Belanda di daerah pengasingan di Cianjur, Jawa Barat. Surat itu dijaga turun temurun keturunan Pangeran Hidayatullah agar tetap menjadi benda yang sakral dan bernilai sejarah yang tinggi.

Naskah Asli tersimpan baik oleh Ratu Yus Roostianah Keturunan garis ke-3 / cicit dari Pangeran Hidayatullah yang selanjutnya diteruskan nantinya kepada anak anak cucu penerus dan pewaris keturunan Pengeran Hidayatullah.



Surat di atas merupakan tulisan tangan dalam huruf arab berbahasa Melayu Banjar yang ditulis menyesuaikan dengan bahasa Banjar daerah Kalimantan Selatan jaman dahulu.

Terjemahan dari tulisan surat tersebut adalah sebagai berikut :

Bismillahirrahmannirrohim

Asyhadualla ilaha ilalloh naik saksi aku tiada Tuhan lain yang di sembah dengan se-benar2nya hanya Allah

Wa asyhaduanna Muhammadarasululloh naik saksi aku Nabi Muhammad itu se-benar2nya pesuruh Allah Ta’ala

Dan kemudian dari pada itu aku menyaksikan kepada dua orang baik2 yang memegang hukum agama Islam yang pertama Mufti Haji Jamaludin yang kedua pengulu Haji Mahmut serta aku adalah didalam tetap ibadahku dan sempurna ingatanku.

Maka adalah aku memberi kepada cucuku Andarun bernama Pangeran Hidayatullah suatu desa namanya Riyam Kanan maka adalah perwatasan tersebut dibawah ini ;

Mulai di Muha Bincau terus di Teluk Sanggar dan Pamandian Walanda dan Jawa dan terus di Gunung Rungging terus di Gunung Kupang terus di Gunung Rundan dan terus di Kepalamandin dan Padang Basar terus di Pasiraman Gunung Pamaton terus di Gunung Damar terus di Junggur dari Junggur terus di Kala’an terus di Gunung Hakung dari Hakung terus di Gunung Baratus, itulah perwatasan yang didarat.

Adapun perwatasan yang di pinggir sungai besar maka adalah yang tersebut dibawah ini;

Mulai di Teluk Simarak terus diseberang Pakan Jati terus seberang Lok Tunggul terus Seberang Danau Salak naik kedaratnya Batu Tiris terus Abirau terus di Padang Kancur dan Mandiwarah menyebelah Gunung Tunggul Buta terus kepada pahalatan Riyam Kanan dan Riyam Kiwa dan Pahalatan Riyam Kanan dengan tamunih yaitu Kusan.

Kemudian aku memberi Keris namanya Abu Gagang kepada cucuku.

Kemudian lagi aku memberi pula suatu desa namanya Margasari dan Muhara Marampiyau dan terus di Pabaungan kaulunya Muhara Papandayan terus kepada desa Batang Kulur dan desa Balimau dan desa Rantau dan desa Banua Padang terus kaulunya Banua Tapin.

Demikianlah yang berikan kepada cucuku adanya.

Syahdan maka adalah pemberianku yang tersebut didalam ini surat kepada cucuku andarun Hidayatullah hingga turun temurun anak cucunya cucuku andarun Hidayatullah serta barang siapa ada yang maharu biru maka yaitu aku tiada ridho dunia akhirat.

Kemudian aku memberi tahu kepada sekalian anak cucuku dan sekalian Raja-raja yang lain dan sekalian hamba rakyatku semuanya mesti me-Rajakan kepada cucuku andarun Hidayatullah ini buat ganti anakku Abdur Rahman adanya.

Tertulis kepada hari Isnain tanggal 12 bulan Shofar 1259.


Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Banjar 
http://jejakrekam.com/2017/11/12/surat-wasiat-sultan-adam-dan-regalia-kesultanan-banjar/
https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/10/14/sejarah-kabupaten-banjar-diawali-perjanjian-perbatasan-antara-sultan-adam-dengan-pemerintah-belanda
https://kerajaanbanjar.wordpress.com/2008/02/13/surat-wasiat-sultan-adam-untuk-pangeran-hidayatullah/ 

KISAH PERJALANAN GUNUNG KEMUKUS. WISATA, ZIARAH DAN RITUAL KHUSUS

Indoborneonatural----Berdasarkan cerita dari pengalaman beberapa orang yang pernah datang ke Gunung Kemukus, baik yang sekedar untuk wisata dan rekreasi, ataupun untuk melakukan ziarah dengan ritual tertentu. Banyak kisah-kisah menarik yang ditemukan dari kegiatan wisata dan ritual khusus gunung kemukus ini.

Tentang Gunung Kemukus ini, di ceritakan bahwa di Jawa Tengah tidak jauh dari Solo, ada tempat wisata sekaligus tempat ziarah yang bisa melakukan ritual khusus untuk pasangan yang datang kesana. Ziarah dilakukan untuk mengunjungi Makam Pengeran Samudro di yang ada di gunung kemungkus Solo tersebut. 




Pengeran Samudro adalah salah satu putra dari kerajaan Majapahit terakhir ketika tahun 1400 'an sekitar 600 atau 700 tahun yang lalu. Pangeran Samudro adalah raja yang menjadi salah satu Penyebar Agama Islam di Tanah Jawa. Beliau belajar agama ke daerah Demak tepatnya sekitar Grobokan Demak tempat Sunan KaliJaga waktu itu.

Banyak perempuan, baik ibu-ibu dan perempuan muda yang datang berziarah kesana mancari pasangan laki-laki untuk melengkapi tujuan dan niat ziarah mereka yang bermacam-macam, seperti ingin usahanya maju atau dapat jodoh.

Jika ingin melakukan Perjalanan traveling, menurut beberapa informasi yang sudah melakukannya, dapat dilakukan perjalanan ke Solo dengan penerbangan murah dari Jakarta, tarif murah biasanya ada di hari Rabu, kalau hari Sabtu dan Minggu sedikit lebih mahal dan antrian tiket pun kadang bisa penuh.

Jika sudah sampai di Solo kita bisa mencari penginapan yang murah di sekitar stasiun Solo, di sana kita bisa temukan banyak hotel yang harganya miring dan cukup bersih dan bagus.

Kegiatan ritual di gunung Kemungkus yang banyak dilakukan adalah Hari Kamis menjelang Jum'at Pon. Jika dari Solo kita akan berangkat dari Terminal Tirtonadi di Solo, dengan menumpang kendaraan umum jurusan Purwodadi bersama-sama penumpang yang mungkin juga akan ziarah ke Gunung Kemukus. 

Setelah kurang lebih 30 Menit perjalanan Angkutan umum akan sampai di pemberhentian Barong, biasa Supir atau abang kondiktur akan berteriak "Kemungkus-kemungkus". Di luar sudah banyak terlihat orang-orang dan tukang ojek yang sudah menunggu berebut menawarkan jasa ojek.



Jika kita datang berwisata ke gunung Kemungkus saat musim hujan dan air waduk Kedung Ombo sedang naik, kita harus menyewa ojek yang dapat mengantar kita sampai ke pinggir dermaga penyebrangan, dari dermaga kita harus menyewa perahu penyebrangan untuk mencapai gunung Kemungkus.

Sesampainya di gerbang kita akan ditawari kembang dan berbagai pernak-pernik untuk ziarah, selanjutnya kita akan menaiki tangga yang lumayan tinggi dan banyak yang berjumlah 157 anak tangga. Diatas para peziarah akan disambut oleh juru kunci yang akan menerima penjelasan dan maksud niat berziarah ke sana.


Kita akan masuk dan mengitari  tempat ziarah, dan Makam Pengeran Samudro berada di bawah semacam bangunan Joglo yang dibuat cukup luas, hingga mampu menampung para peziarah yang banyak. Makam Makam Pengeran Samudro di pasangi dan dikerudungi kelambu, kita akan merasakan suasana sakral dan mistis dan akan terasa lebih dalam saat malam hari di sekitar makam itu. Para peziarah akan menabur kembang dan duduk disekitar makam untuk berdoa dan menyampaikan niatnya.

Setelah selesai menuntaskan ritual berdoa, para peziarah pergi dari Makam Pengeran Samudro untuk melanjutkan kegiatan ritual lainnya, seperti "tiduran" di semak-semak dan menuju Sendang Ontrowulan tempat penampungan air pegunungan. Di sana para peziarah bisa sekedar membasuh muka, tangan dan kaki. Ada kepercayaan bahwa air sendang itu membuat orang awet muda dan cantik. Ada juga perziarah yang membawa air tersebut untuk oleh-oleh sebagai berbagai keperluan.

Semua kegiatan wisata, ziarah dan ritual sudah selesai dilakukan. Kita bisa pulang kembali ke Solo. Di Solo sebagian wisatawan tidak langsung pulang, tetapi menginap lagi di penginapan dan hotel-hotel  di sana, sekaligus berwisata menikmati kuliner, hidangan dini hari di Solo yang populer adalah nasi liwet. Sangat nikmat sekali rasanya menyantap nasi Liwet saat siang dan perut lapar sambil duduk lesehan di warung-warung nasi Liwet Solo.

Nasi Liwet /Gambar Foto: etnis.id

Besok sore kita sudah bisa pulang langsung menuju bandara, tetapi disarankan untuk jalan-jalan dulu ke Purworejo dengan menggunakan kereta Pramex (Prambanan Expres), menikmati suasana kota tersebut.

Demikianlah Artikel singkat untuk sekedar berbagi pengalaman tentang perjalan wisata, ziarah dan ritual ke Gunung Kemukus di Solo Jawa Tengah. Semoga bermanfaat, terimakasih.

KISAH MALIN KUNDANG (Cerita Rakyat Kota Padang Sumatera Barat)

KISAH MALIN KUNDANG 
(Cerita Rakyat Kota Padang Sumatera Barat)



Dikisahkan pada zaman dahulu disebuah kampung hiduplah seorang wanita janda bersama seorang anaknya yang bernama Malin Kundang. Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu hingga jatuh dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas di lengannya dan tidak bisa hilang.

Karena merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat hidup enak dan menjadi kaya raya setelah kembali kekampungnya kelak.

Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah kembali setelah pergi merantau, tetapi Malin tetap bersikeras sehingga akhirnya dia rela melepas Malin pergi merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.

Dingah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang diserang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagia besar awak kapal dan orang yang berada di kapat tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingg tidak terlihat dan tidak dibunuh oleh bajak laut.

Malin Kundang terkatung-katung di tengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampat di sebuah pantai. Dengan tenaga yang tersisa, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Desa tampat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihan dalam bekerja, Malin lama-kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.

Setelah beberalama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ibu Malin yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang berserta istrinya.

Ibu Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat, ibunya melihat bekas luka di lengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirim kabar?" katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya Malin Kundang menjadi marah meskipun ia sendiri mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya, jika ibunya adalah seorang yang sangat miskin. Maka Malin memperlakukan ibunya seolah-olah dia  tidak mengenalnya.

Mendapatkan perlakuan seperti itu dari anaknya ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Krena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menyumpah anaknya,  "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu."

Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai Aia Manih, di Selatan Kota Padang, Sumatera Barat.

Sekian -  Terimakasih

BANJARMASIN SASIRANGAN FESTIVAL (BSF) 2019

Indoborneonatural----Hajatan tahunan Kegiatan Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) 2019 yang dibuka secara resmi oleh Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin Hj. Siti Wasilah yang juga merupakan Ibu Walikota Banjarmasin. Kegiatan BSF yang diagendakan berbagai rangkaian kegiatan belangsung dari tanggal 6 Maret hingga tanggal 10 Maret 2019 ini berlokasi di Siring Menara Pandang Sungai Martapura.


Banjarmasin, Festival Budaya Banjar, Sasirangan, Pesta Budaya Banjar, Agenda Banjarmasin

Kegiatan yang diikuti dan melibatkan banyak unsur dari berbagai kalangan ini, terlihat sangat meriah, dengan hadirnya stand-stand expo Sasirangan dari berbagai kabupaten dan Kota Se Kalimantan Selatan. Selain itu, juga diikut peserta dari Kota-kota besar di Indonesia seperti; Kutai Kerta Negara, Lampung, Banten, Mojokerto, Banyuwangi, dan Kota Malang.

Kegiatan pembukaan Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) 2019 juga dilakukan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel H. Haris Makkie, yang kemudian puncak acara dimeriahkan oleh Artis ibu Kota Cakra Khan yang tampil memukau penggemarnya di Banjarmasin. Cakra Khan tampil menyanyikan beberapa buah laku, mulai dari atas panggung yang terbuat dari kapal tongkang  hingga ketengah sungai untuk menyapa para fansnya.

Rankaian kegiatan juga dimeriahkan dengan pameran, senam  bersama sasirangan, Fasion Show dan Karnaval sasirangan, yang diikuti berbagai unsur dengan melakukan perjalanan mulai dari kantor Pemko Banjarmasin, menuju Siring Menara Pandang sungai Martapura di jalan Pierre Tendean Banjarmasin.

Berikut beberapa foto-foto dalam rangka kegiatan Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF)  2019 yang penulis kumpulkan dari berbagai sumber website dan media sosial;






















INILAH 9 TOP TARIAN TRADISIONAL PAPUA YANG MENDUNIA

Indoborneonatural ---- Papua Barat adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di ujung barat Pulau Papua. Wilayah Papua Barat mencakup Semenanjung Domberai, Bomberai, Wandamen, serta Kepulauan Raja Ampat. Ibukota provinsi ini terletak di Manokwari dengan kota terbesarnya di Sorong.Papua Barat dengan ibukotanya ibukota Manokwari merupakan salah satu provinsi di Indonesia, nusantara. Papua Barat yang dulu dikenal dengan Irian Jaya ini memiliki banyak potensi mulai dari hasil hutan, pariwisata, pertambangan, pertanian, rumput laut sampai hasil tenun khas dari kabupaten Sorong Selatan yaitu kain timor. Papua terkenal bukan hanya bisa menghasilkan berbagai kekayaan alam serta sektor pariwisata yang beragam, namun Papua Barat juga menyimpan sejuta pesona kebudayaan tradisional, salah satunya seni budaya tarian tradisonal khas Papua seperti yang admint indoborneonatural uraikan berikut ini:


1. Tarian Sajojo

Tarian Tradisional Provinsi Papua-Sajojo

Tarian sajojo sering dijadikan penampilan diberbagai acara, baik acara adat, budaya, maupun sekedar hiburan saja. Bahkan tarian lagu Sajojo ini sering dijadikan bagian dari even lomba hingga  tingkat nasional. Sajojo sangat terkenal di Papua, Indonesia bahkan sudah sampai ke mancanegara karena sering dibawakan untuk promosi pariwisata nusantara dan kenegaraan.

“Sajojo” adalah lagu yang menceritan tentang sebuah kisah perempuan cantik dari desa. Perempuan yang dicintai ayah dan ibu berikut para laki-laki desa. Perempuan yang didamba laki- laki untuk bisa berjalan-jalan bersamanya. Meskipun gerakan tari ini tidak terlalu menggambarkan lirik lagu tersebut, namun iramanya yang penuh keceriaan dalam lagu tersebut sangat cocok dengan gerakan Tari Sajojo yaitu dengan meloncat, bergerak ke depan, ke belakang, ke kiri maupun ke kanan dengan ritme dan ketegasan gerak yang tentunya setiap penari mengupayakan kesamaan gerak dengan penari lainnya supaya terlihat kompak.

Kostum untuk kesenian Sajojo biasanya merupakan busana tradisional yang terbuat dari akar atau daun. Namun, seiring dengan adanya perkembangan, ada juga yang mengkreasikan kostum ini dengan kain agar terlihat lebih menarik. Selain itu, penari juga dilengkapi dengan berbagai aksesoris seperti penutup kepala, kalung dan lukisan tubuh bercorak etnis khas Papua. Dalam perkembangannya, Lagu ini merupakan lagu daerah Papua yang juga digunakan untuk mengiringi senam di tanah Papua bahkan di seluruh tanah air Indonesia.


2. Tarian Wutukala

Tarian Tradisional Provinsi Papua Wutukala

Tari wutukala adalah tarian adat Papua Barat lebih tepatnya Suku Moy. Tarian ini menceritakan tentang kebiasaan masyarakat mencari ikan yang dilakukan berpasangan atau berkelompok baik penari pria dan wanita. Tarian ini sangat populer khususnya area pesisir Sorong tempat Suku Moy Tinggal.

Tarian Papua Barat ini dilakukan 5 hingga 6 pasang penari pria dan wanita dengan menggunakan pakaian adat dan atribut seperti tombak untuk pria dan noken untuk penari wanita dan gerakannya terlihat khas. Sedangkan alat musik pengiring yang digunakan adalah ukulele, gitar, bass dan juga alat musik lainnya. Untuk kostum, penari pria akan menggunakan bawahan seperti rok terbuat dari akar dan daun di area pinggang serta penutup kepala terbuat dari bulu burung Cendrawasih dan tubuh yang akan diwarnai dengan lukisan etnik warna hitam putih. Sementara untuk penari wanita memakai busana yang hampir serupa dengan pria namun disesuaikan.


3. Tarian Suanggi

Tarian tradisional provinsi Papua Suanggi

Tarian tradisional Papua Barat ini bercerita tentang seorang suami yang ditinggal sang istri sebagai korban angi angi. Dalam kepercayaan magis masyarakat Papua Barat, suanggi adalah roh jahat atau kapes karena belum ditembus dan belum menemukan kenyamanan di alam baka. Roh tersebut bisa masuk ke tubuh wanita dan wanita yang meninggal ketika melahirkan dikhawatirkan akan menjelma menjadi kaper fane yang dalam masyarakat Aifat disebut dengan kaper mapo.

Roh tersebut akan masuk ke tubuh perempuan yang masih hidup dan secara magis bisa mencelakakan wanita tersebut. Sedangkan perempuan yang dirasuki roh tersebut disebut dengan perempuan suanggi. Dahulu dikatakan jika roh tersebut bisa digunakan untuk mencelakai seseorang. Jika mereka melihat seseorang makan di sekitar tempat tinggal mereka dan membuang sisa makanan sembarangan, maka sisa makanan tersebut akan menjadi alat untuk merasuki orang tersebut sehingga jatuh sakit, kurus dan akhirnya mati.



4. Tari Perang

Tarian tradisonal provinsi Papua Tarian Perang

Tari perang adalah tarian dari Papua Barat yang merupakan tarian melambangkan kegagahan dan kepahlawanan masyarakat Papua Barat. Tarian biasanya dilakukan masyarakat pegunungan ketika kepala suku mereka memberi perintah untuk berperang. Tarian ini termasuk dalam tarian grup atau tarian kolosal yang penarinya sendiri tidak dibatasi. Tarian Papua Barat ini umumnya akan diiringi dengan tifa dan alat musik lain. Namun yang membedakan tarian ini dengan tarian Papua Barat lainnya adalah karena tarian ini diiringi dengan lagu perang untuk membangkitkan semangat. Para penari akan memakai busana tradisional berupa rok dari akar dan manik manik untuk penghias dada serta daun disisipkan di bagian tubuh.



5. Tarian Tumbu Tana

Tarian Tradisional provinsi Papua Tumbu Tana

Tari tumbu tana adalah tarian tradisional Papua Barat yang sudah diwariskan dari generasi ke generasi. Ada 3 jenis tari tumbu tana yang dikenal masyarakat Arfak, Papua Barat yaitu tumbu tana kemenangan berperang, tumbu tana mencari jodoh dan tumbu tana menyambut tamu. Tarian akan diiringi dengan lagu atau syair nihet duwei, diun dan isiap dengan gerakan melompat sambil menghentakan  kaki ke tanah dan bergandengan tangan. Untuk formasi yang digunakan ketika menari adalah memanjang, setengah lingkaran dan lingkaran penuh.

Tari Tumbu Tanah biasanya dilakukan untuk menyambut acara-acara penting, yaitu penyambutan tamu dari luar lingkungan masyarakat Arfak, kemenangan perang, dan perayaan pesta pernikahan. Tari Tumbu Tanah merupakan jati diri masyarakat Arfak karena semua gerakan, formasi, lagu pengiring, alat musik, serta aksesoris dalam tari Tumbu Tanah merupakan ciri khas masyarakat Arfak yang membedakannya dengan tarian suku-suku lain di daerah Papua.


Tarian Musnok

Tari musnok menjadi salah satu dari macam-macam jenis tarian Papua Barat khususnya masyarakat Pegunungan Arfak Irian Jaya. Tarian ini bercerita tentang penyebaran agama Nasrani di Kota Sorong, Papua Barat yang akan diiringi dengan banyak alat musik tradisional seperti suling bambu, okulele, tifa, triton, tempurung kelapa dan juga upsal. Jumlah penari dalam tarian ini juga sangat banyak yakni 20 hingga 50 orang baik pria dan juga wanita yang bersama menarikan tarian Musnok dengan irama yang energik dan cepat khas Papua.



Tari Ris atau Sifieris


Tari ris atau sifieris adalah tarian Papua Barat yang berartikan dansa adat. Tarian ini dilakukan sebagai bagian dari upacara adat dan diiringi dengan alat musik seperti tifa atau pondatu serta gong atau mawin dengan syair nyanyian yang disesuaikan dengan makna upacara yang sedang diselenggarakan.



Tari Balengan

Tarian tradisional provinsi Papua Balengan

Tari balengan merupakan tarian daerah Papua Barat yang masuk dalam jenis tari pergaulan oleh muda mudi serta anak dan remaja kampung secara berpasangan. Tarian ini akan dilakukan memakai tempo sedang sampai cepat tergantung dari lagu yang mengiringi. Sedangkan alat musik yang digunakan adalah gitar bolong, gitar kecil bernama juglele, gitar bass besar dan alat musik tabuh atau tifa.



Tari Magasa

Tarian tradisional provinsi Papua Magasa

Tari magasa merupakan tarian dari Papua Barat yang dilakukan ketika menyambut tamu, perkawinan dan acara penting lain. Tarian akan dilakukan secara berkelompok tanpa batasan umur. Tarian Papua Barat ini bercerita tentang suku Arfak yang merayakan kemenangan sekaligus menggambarkan kerukunan masyarakat Arfak dalam kehidupan sehari hari.

Ketika ditampilkan, para penari akan membentuk barisan panjang seperti ular sehingga juga sering disebut dengan tari ular. Tarian ini biasanya dilakukan 5 pasang muda mudi pria dan wanita dimana penari pria akan mengenakan cawat kain, telanjang dada serta penutup kepala yang terbuat dari bulu burung kasuari atau cendrawasih. Sementara penari wanita akan memakai seperti kain sarung yang menutupi tubuh dari dada hingga betis serta beberapa aksesoris seperti daun pohon sagu dan bunga di bagian rambut.

Gerakan dalam tarian Papua Barat ini didominasi dengan gerakan melompat ke arah samping secara bersama sama serta dalam satu arah Hal menarik dari tarian ini adalah formasi dalam menari yang bisa berubah dan bervariasi tanpa terputus atau terhenti. Beberapa formasi yang biasanya dipertunjukkan dalam tarian ini adalah melingkar, melengkung dan juga lurus sehingga jika dilihat serupa dengan gerakan binatang ular.

Tari magasa sendiri masih terus dijaga dan dilestarikan hingga sekarang oleh masyarakat dan sering ditampilkan dalam acara hiburan atau perayaan tertentu. Selain itu, tari magasa juga sering ditampilkan dalam acara kebudayaan seperti festival budaya, promosi wisata serta pertunjukkan seni.

Demikian 9 Top Tarian tradisional Papua yang mendunia, yang banyak disukai oleh wisatawan manca negara, semoga bermanfaat. terimakasih sudah berkunjung kembali di blog indoborneonatural ini, semoga tetap sehat dan sukses selalu.

Cari Artikel