MENGENAL SENJATA TRADISIONAL BALI - KERIS BALI



Indoborneonatural---- Nusantara Indonesia yang kita cintai ini sangat kaya dengan aneka peralatan tradisional terutama senajata tradisional yang unik dan khas. Pada setiap masing-masing daerah pasti memiliki yang namanya dengan senjata tradisional, yang mana senjata tradisional itu ketika zaman dahulu dipergunakan dengan baik untuk berperang melawan musuh-musuh yang menyerang diri kita, berburu atau sebagai alat pelengkap ketika adanya kegiatan resmi.

kebudayaan bali
Foto: duniapusakagallerykeris.blogspot.co.id
Senjata tradisional yang banyak ditemukan di nusantara kita adalah jenis senjata tradisional keris. Ini juga ditemukan di daerah bali yang terkenal dengan adat istiadatnya yang sangat khas dan unik. kekhasan dan keunikan bali yang sudah terkenal hingga manca negara banyak menjadi buah bibir dan penelitian. Termasuk keunikan senjata tradisional Keris-Bali yang sangat menarik jika kita pelajari lebih dalam lagi.
Menurut kisah cerita, keris bali ini merupakan salah satu peninggalan  dai kekuasan Kerajaan Majapahit. Konon katanya, keris ini kebudayaan Majapahit yang sangat kuat, sehingga alat pertempuran seperti keris ini diangkat oleh kerajaan-kerajaan di Pulau Bali atau bisa disebut dengan Pulau Dewata.
Keunikan dan kesakralan keris Bali yang terkenal, membuat banyak orang yang mencarinya, baik untuk kepentingan ritual atau sekadar untuk dikoleksi. Hampir sama dengan keris Jawa, ada jenis keris dengan karakter utama dari keris Bali adalah lekukan yang diciptakan dalam proses penempaan. Sesuai dengan pakem yang mengikuti keris Jawa, maka jumlah lekukan harus selalu berjumlah ganjil. Pembuat keris beranggapan, keris yang sempurna selalu berjumlah ganjil karena memiliki filosofi tertentu.
Keris Bali dengan lekukannya
Menurut filosofi, keris bali ini dilihat sebagai simbol dari nilai ajaran-ajaran tentang kehidupan agama Hindu. Bahkan, mereka mempunyai hari-hari tertentu untuk beribadah ketika akan merawat kesucian keris pusaka yang dimiliki olehnya.
Keris ini dijadikan sebagai peralatan perang penduduk Bali, kegunaannya selain untuk melindungi diri, keris ini bisa mewakili seseorang di dalam suatu undangan pernikahan/perkawinan.
Menurut dari kepercayaan-kepercayaan penduduk Bali, apabila keris pusaka ini direndam di dalam air putih maka akan bisa menyembuhkan diri sendiri dan anggota keluarga dari gigitan-gigitan binatang bisa seperti ular, kalajengking dan lain sebagainya.
Demikian mengenai senjata tradisional keris Bali yang khas dan unik sebagai bagian dari khasanah kebudayaan bangsa Indonesia, semoga bermanfaat. terimakasih.

CARA DAN TEKNIK MEMAINKAN ALAT MUSIK GENDANG BABUN KALIMANTAN SELATAN

Indoborneonatural---Alat musik yang disebut BABUN ini dapat ditemukan hampir disetiap kampung di daerah Kabupaten dan Kotamadya yang ada di Propinsi Kalimantan Selatan, yang biasanya ada pada group tari, group Kuda Gepang, group Wayang KUlit, Group Wayang Gong (wayang orang), group Mamanda, Group Japen, Group Pencak Silat dan Group-group lainnya.

Berikut ini cara dan Teknik memaminkan babun bagi alat penggiring musik dan tarian tradisional Kalimantan Selatan.

Alat musik Babun ini biasanya ditabuh oleh oleh pria dengan duduk bersila. Penabuh Babun ini dapat menempatkan Babunnya sesuai dengan keahliannya atau kebiasannya tangannya. Jika pemain biasa bekerja dengan tangan kanan, maka bagian PANG (rumpiang) di tempatkan di sebelah kanan, dan tampuk BAM (pambaduk) ditempatkan di sebelah kiri.

Pemain Babun
Dan sebaliknya jika ia mengutamakan tangan kiri (kidal) dalam bekerja sehari-hari, maka tampuk PANG (rumpiang) ditempatkan di sebelah kiri dan BAM (Pambaduk) di sebelah kanan menyesuaikan dengan kebiasaannya.

Jadi penempatan alat musik ini terserah kepada keinginan dan kemampuan atau kebiasaan masing-masing pemainnya. Tetapi satu hal penting yang harus diperhatikan, sewaktu pemain sudah menabuh Babun ini, yaitu; lobang udara yang disebut lubang angin tersebut jangan sampai tertutup atau tersumbat.
Teknik Pukulan dan jenis bunyi yang dihasilkan :
  1. Untuk menimbulkan suara atau bunyi berupa; "DUNG, DENG, DUK, BLANG, PANG PAK, DING DUUT, DERIIIING", diperlukan suatu cara dan teknik memukul atau menabuh babun yaitu;
  2. Bunyi DUNG, didapatkan dengan seluruh tangan selalu dipukulkan pada BAM (Pembaduk) dan sehibis dipukulkan segera-cepat dilepaskan.
  3. Bunyi DENG, didapatkan dengan empat buah jari dipukul pada BAM (Pambaduk)dan empat buah ujung jari tangan disebelahnya ditekankan pada rumpiang (pang)
  4. Bunyi DUK, didapatkan dengan seluruh tapak tangan harus dipukulkan dan setalu ditekan rapat dan kuat pada BAM (Pambaduk) kemudian disebelah PANG (Rumpiang) juga ditekan kuat dengan tapak tangan yang berada di sebelah PANG (rumpiang) tersebut.
  5. Bunyi BLANG, didapatkan dengan seluruh tapak tangan dipukulkan kuat kemudian segera dilepas pada sebelah BAM (pambaduk) dan di sebelah rumpiang juga dipukul dengan telapak tangan, tetapi sedikit dilambatkan dari pukulan BAM (pambaduk) tadi, yang juga kemudian segera dilepaskan dari kulitnya.
  6. Bunyi PANG, didapatkan dengan tapak tangan seluruhnya dipukulkan pada kulit rumpiang dengan kurat dan segera dilepaskan, tetapi di BAM selalu ditekan dengan tapak tangan disebelahnya.
  7. Bunyi PAK, didapatkan dengan Tapak tangan dipukulkan pada kulit PANG (rumpiang) dengan kuat dan didiamkan begitu rupa, seangkan di BAM (PAMBADUK) seluruh tapak tangan ditekan dengan rapat dan jangan dilepaskan.
  8. Bunyi DING, didapatkan dengan empat buah ujung jari selalu dipukulkan di bagian sisi PANG (rumpiang) sebelah tempat kita duduk, dan di sebelah BAM (pambaduk) harus ditekan rapat dengan tapak tangan lainnya dan jangan dilepaskan.
  9. Bunyi DUUT, didapatkan dengan ujung jari yang disatukan rapat dengan ibu jari dan selalu digeserkan pada kulit PANG (rumpiang) persis di tengah-tengah, dan sebelah digeserkan sedikit dan didahului dengan getaran BAM (pambaduk) oleh empat ujung jari yang kemudian terus di lekatkan saja pada BAM (pambaduk) tersebut.
  10. Bunyi DERIIING, didapatkan dengan empat buah ujung jari tangan sebelah BAM (Pambaduk) dan sebelah PANG (rumpiang) selalu dipukulkan di bagian sisi PANG (RUMPIANG). Di tengah di tengah kulit bagian sebelah BAM (pambaduk) dengan silih berganti dipukul dengan cepat.
 

Alat musik yang bernama Babun ini pun diguanak sebagai instrumen penggiring baik dalam gamelan atau tetabuhan Banjar dan juga dalam orkes JAPEN BANJAR dan MUSIK PANTING.

Mengenai fungsi alat musik yang disebut BABUN ini di samping sebagai penentu, perubahan gerak dan langkah terutama dalam gerak tari, juga pengatur irama alam lagu-lagu. 

Demikian artikel singkat tentang cara dan teknik memainkan alat musik gendang babun dari Kalimantan Selatan ini. Semoga bermanfaat.

ALAT MUSIK TRADISIONAL GENDANG BABUN KALIMANTAN SELATAN

Indoborneonatural---Jika kita berkunjung ke daerah di wilayah Kalimantan Selatan menikmati kesenian Banjar khususnya seni musik dan tarinya, maka kita akan mendengar dan melihat sebuah alat musik gendang khas Banjar yang sangat mendominasi setiap permainan kesenian musik dan tari di Kalimantan selatan, alat musik gendang ini disebut "Babun". 

Menurut organologi, babun ini termasuk ketegori membranophone yang dalam bahasa Indonesia disebut gendang. Prinsip bunyi dan penyuaraan adalah disebabkan getaran membran yang ada di kedua tampuk babun tersebut. Getaran ini diteruskan oleh udara yang ada di dalamnya dan keluar melalui lobang kecil yang ada pada rongga babun itu, dan akhirnya dapat menimbulkan bunyi berupa; "DUNG, DENG, DUK, BLANG, PANG PAK, DING DUUT, DERIIIING".

Bentuk rongganya bulat panjang yang terdiri dari dua tumpuk. Tumpuk yang kecil yang biasanya ditutupi dengan kulit kambing yang sering disebut tumpuk PANG yang sering pula disebut RUMPIANG. Sedangkan tumpuk yang besar biasanya ditutupi dengan kulit sapi yang disebut tumpuk BAM dan dengan istilah lain disebut PAMBADUK. Di rongga babun itu diberi dua lobang kecil yang sejajar disebut "luang" angin (Lobang angin). Gunanya untuk jalan keluarnya udara yang bergetar akbat getaran membaran, hingga suaranya kedengaran baik. Jika kedua lobang itu tertutup, suara babun itu kedengaran lembab. Di tiap tampuk rongga babun itu diberi dua buah bingkai.

Yang pertama adalah untuk penggulungan sisi kulit yang menutupinya, sedang bingkai yang satunya lagi untuk merenggangkan kulit penutup yang ada dikedua tampuk tersebut. Bingkai yang paling luar di kedua tampuk itu dililit dengan rotan yang telah diraut dan ditipiskan begitu rupa, dengan sebaik-baiknya. Kedua bingkai tersebut adalah untuk meletakan tali peregang yang disebut tali rajut.

Tali peregang ini dibuat dari rotan yang dibelah dua atau tiga yang kemudian diratakan/diraut. Di bagian BAM (pambaduk) tali rajut tersebut didempetkan begitu rupa dengan rotan yang dianyam atau sering pula dengan kulit yang dipotong kurang lebih 3 x 9 cm yang kemudian digulungkan ke tali rajut yang telah didempetkan tadi, sehingga dapat berfungsi sebagai alat peregang dari kedua membarannya. Alat peregang itu dalam istilah daerah disebut PANGANCANG BABUN.



BENTUK DAN JENIS-JENIS BABUN
 
Bentuk dan jenis babun yang ada di Daerah Kalimantan Selatan ada tiga macam yaitu; Babun Katingan, Babun Biasa dan Babun Basar (Besar). Seperti uraian berikut ini;

1. BABUN KATINGAN
Babun Katingan ini adalah babun dengan panjang 59 cm dan garis tengah tampuk PANG (rumpian) 18 cm, garis tengah tampuk BAM (pambaduk) 21 cm. Keliling bagian besarnya adalah 80 cm.

2. BABUN BIASA
Babun katingan - Babun Biasa
Babun biasa ini adalah babun biasa yang sering dimainkan dangan panjangnya sekitar 66 cm, garis tengah tampuk PANG (rumpiangnya) 32 cm, garis tengah tampuk BAM (Pambaduk) 35 cm serta keliling bagian yang terbesarnya adalah 130 cm.

3. BABUN BASAR
Alat musik Tradisional, Alat Musik Babun Kalsel, Gendang Babun kalsel.
Babun Basar
Babun Basar (Besar) yang sering juga disebut dengan istilah BABUN GANAL adalah babun dengan panjangnya 78  cm, garis tengah tampuk PANG (rumpiang) 27 cm, garis tengah tampuk BAM (pambaduk) 32 cm, dan keliling bagian yang terbesarnya 131 cm.

Untuk mendapatkan bunyi DUNG, DENG, DUK, BLANG, PANG PAK, DING DUUT, DERIIIING, maka kulit penutup kedua tampuk itu renggangkan. Jika tampuk PANG (rumpiang) yang akan direnggangkan, maka kita harus memukul bingkai yang da ditampuk tersebut sambil menggeser alat perenggang yang terletak ditampuk BAM disekeliling rongga babun tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika akan merenggangkan tampuk BAM (pambaduk), maka bingkai yang ada di tampuk BAM (pambaduk) itu dipukul arah ke tengah sambil menggeserkan alat perenggangnya.

Suatu kesalahan yang sering terjadi atau dilakukan orang yang kurang mengetahui, yaitu cara memukulnya. Bagi orang yang kurang mengetahui masalah babun kebanyakan orang memainkan babun dengan memukul bagian kulitnya yang ada pada sisi rongga babun itu, sehingga kulit pada sisi rongga babun itu cepat rusak, robek dan pecah. Seharusnya dalam memainkan babun yang dipukul bukan kulitnya tetapi bagian dekat bingkai tempat menyangkutnya tali pereggang tersebut.


BAGIAN-BAGIAN UTAMA BABUN

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai babun ini, maka kita perlu mengetahui bagian-bagian serta bahan-bahan yang dibuat.

Bagian yang pertama adalah rongga yang menurut istilah daerah kalimantan Selatan disebut "Karungkung" yang bentuknya untuk badan utama seperti gambar. Karungkung babun ini dibuat dari kayu Taras Jingah, Belangiran dan sering pula dari batang kelapa. Tampuk bagian pang (rumpiang) ditutupi dengan kulit kambing, dan tampuk bagian BAM (pembaduk) ditutupi dengan kulit sapi.

Disetiap tampuk tersebut diberi dua bingkai, yang bagian dalam untuk penggulung kulit penutup tampuk dan bagian luarnya yang dililit dengan rotan yang telah diraut tipis, gunanya untuk menenpatkan tali perenggang yang disebut tali rajut. Tali rajut itu kemudian antara yang satu dengan yang lain didempetkan begitu rupa dan ditahan dengan rotan yang dianyam, atau sering pula dengan potongan kulit yang berukuran 3 x 9 cm yang digulungkan. Alat itu adalah sebagai alat pereggang yang menurut istilah daerah banjar disebut "Paranggang Babun".


Pada alat musik babun ini, untuk menimbulkan suara atau bunyi berupa; "DUNG, DENG, DUK, BLANG, PANG PAK, DING DUUT, DERIIIING", diperlukan suatu cara dan teknik memukul atau menabuh babun (Baca Cara dan teknik memainkan babun di sini!!)

Alat musik yang disebut BABUN ini dapat ditemukan hampir disetiap kampung di daerah Kabupaten dan Kotamadya yang ada di Propinsi Kalimantan Selatan, yang biasanya ada pada group tari, group Kuda Gepang, group Wayang KUlit, Group Wayang Gong (wayang orang), group Mamanda, Group Japen, Group Pencak Silat dan Group-group lainnya.

Pembuat atau pengrajin alat musik Babun ini secara khusus memang belum ada, tetapi pada setiap kampung itu biasanya pembuatannya dilakukan oleh para seniman pemain Babun yang bekerja sama dengan tukang-tukang kayu yang ada dikampungnya masing-masing. Dengan kerja sama ini dapatlah dihasilkan alat musik Babun yang sesuai dengan yang mereka inginkan.
Demikian tentang Alat Musik Tradisional Gendang Babun Kalimantan Selatan, semoga bermanfaat, terimakasih.
Sumber/referensi: 
Ensiklopedi musik dan Tari Daerah Kalimantan Selatan, Proyek Penenlitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah tahun 1978/1979.   
 
Baca juga tentang Gedang dan rabana selengkapnya di sini !!

Baca juga Cara dan teknik memainkan babun di sini !!

TRADISI PINDAH RUMAH SUKU BUGIS "MAPPALETTE BOLA"

Indoborneonatural---Jaman sekarang Kalau mau pindahan rumah, yang pertama kita pikirkan tentu mau bongkar dulu rumahnya buat diangkut atau yang lebih praktis beli aja rumah baru. Nah, ini ada yang unik dengan adat budaya suku bugis, lain dengan jaman sekarang, apa yang dilakukan Suku Bugis tempo dulu sangat unik dan menarik, karena pindah rumah artinya adalah memindahkan rumah seutuhnya tanpa dibongkar-bongkar untuk dibawa ke lokasi yang baru yang disebut mappalette bola.

Pada jaman dahulu Rumah adat Suku Bugis memang berupa rumah panggung dari kayu yang mudah dibongkar dan dipindahkan ke lokasi yang lain. Kegiatan mappalette bola yang dilakukan pada saat pemindahan tersebut kita bisa melihat budaya gotong royong warga satu kampung yang sekarang ini sudah mulai langka dan sangat jarang dijumpai.

Kegiatan dan upacara Pengangkatan rumah oleh warga satu kampung ini dikomandoi oleh ketua adat atau kepala kampung. Ketua kampung tersebut yang akan memberikan aba-aba kapan harus mengangkat, berjalan, kecepatan langkah dan sebagainya. Irama dan ritme perjalanan rumah terus diatur hingga rumah tepat berada dilokasi yang sudah ditentukan.

Menarik bukan,,.. kira-kira ada yang mau mencoba pindah rumah dengan cara ini ??

Cari Artikel