Home » , , » PERADABAN AWAL MASYARAKAT DI DUNIA YANG BERPENGARUH TERHADAP PERADABAN INDONESIA

PERADABAN AWAL MASYARAKAT DI DUNIA YANG BERPENGARUH TERHADAP PERADABAN INDONESIA

1. HUBUNGAN ANTARA BUDAYA BACSON, HOA-BIHN DENGAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT AWAL DI KEPULAUAN INDONESIABacson dan Hoa Bihn adalah nama 2 buah pegunungan di daerah Tonkin (Indo Cina). Daerah di sekitar pegunungan tersebut adalah merupakan pusat kebudayaan prasejarah. Di daerah tersebut banyak ditemukan benda peninggalan masa prasejarah seperti kapak yang terbuat masih sangat kasar dan belum diupam/diasah. Alat seperti itu disebut pebbles. Budaya yang tumbuh di kedua daerah pegunungan tersebut dikenal dengan sebutan kebudayaan Bacson-Hoa Bihn.

Ciri yang khas dari kebudayaan Bacson-Hoa Bihn antara lain:
a. Penyerpihan pada satu sisi atau kedua sisi batu.
b. Berbahan dasar batu kali
c. Berukuran satu kepal tangan manusia
d. Sisi-sisi batu agak tajam.

Pada zaman prasejarah daerah kawasan Asia Tenggara merupakan daerah kebudayaan yaitu jenis kebudayaan batu muda dengan pusatnya di Bacson dan Hoabinh yang terletak di daerah teluk Tongkin dan lembah sungai Mekong di wilayah Indocina. Kebudayaan ini berasal dari zaman sekitar tahun 2000 sm yang sisa-sisanya banyak ditemukan dalam bentuk kapak persegi dan kapak lonjong yang terbuat dari batu yang dihias dan diupam dengan halus. Disamping itu ditemukan pula benda-benda perhiasan dari jenis batu-batu indah.

Jenis kebudayaan batu halus ini kemudian tersebar ke daerah-daerah Asia Tenggara daratan seperti Siam, Semenanjung Malaya, dan daerah kepulauan Indonesia, Filipina, Formosa, Melanesia, Mikronesia, dan Polinesia yang merupakan kepulauan di Lautan Teduh.


2. HUBUNGAN ANTARA BUDAYA DONG SON DENGAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT AWAL DI KEPULAUAN INDONESIA

Dongson adalah sebuah daerah di wilayah Vietnam. Di daerah tersebut dikenal memiliki kebudayaan yang disebut dengan kebudayaan Dong Son. Kebudyaan Dong Son merupakan pusat kebudayaan perunggu di Asia Tenggara, demikian juga penyebarannya melalui jalur Barat (Malaysia) hingga sampai ke Indonesia.

Pada tahun 1924, seorang peneliti bernama Payot mengadakan penggalian di sebuah kuburan di Dong Son dan ditemukan alat-alat dari perunggu seperti nekara, bejana, ujung tombak, kapak, dan gelang-gelang. Penemuan tersebut memiliki kesamaan dengan penemuan yang dilakukan di Indonesia, seperti bejana yang ditemukan di Kerinci (Sumatra Barat) dan Madura (Jawa Timur) dan senjata belati di Flores.

Menurut para ahli, pendukung kebudayaan Dong son adalah sama dengan pendukung kebudayaan kapak persegi yaitu bangsa Austronesia.

Perkiraan datangnya nenek moyang ke Indonesia melalui 2 periode, yaitu : 
  1. Jaman batu halus (neolithikum) : jaman kebudayaan kapak persegi kurang lebih 2000 Sebelum Masehi SM. 
  2. Jaman Perunggu antara lain kapak sepatu, nekara dan candrasa kurang lebih 500 Sebelum Masehi SM.
Para ahli menyimpulkan bahwa kebudayaan logam yang masuk di Indonesia adalah memiliki corak pengaruh dari budaya Dong Son. Kesimpulan ini didasarkan pada adanya kesamaan pada bentuk, corak hiasan, dan bahan-bahan yang digunakannya.

Bentuk : semacam gerumbung yang terbuat dari bahan perunggu yang menyempit (berpinggang) di bagian  tengahnya dan sisi atas tertutup. Sepintas terlihat seperti dandang  telungkup.
Hiasan : ada yang berbentuk lurus dan bengkok, terdapat gambar binatang seperti gajah, burung merak, kuda, rusa. Selain itu ada yang bergambar rumah, perahu, atau menggambarkan orang yang sedang berburu.

Hingga saat ini kurang lebih 56 buah nekara ditemukan di Indonesia seperti di Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, dan Maluku. Contoh nekara Makalaman dari pulau Sangeang dekat Sumbawa yang menggambarkan orang sedang naik kuda pengiringnya, nekat dari pulau Selayar daerah Sulawesi Selatan yang bergambar gajah dan burung merak.



3. HUBUNGAN ANTARA BUDAYA INDIA DENGAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT AWAL DI KEPULAUAN INDONESIA

Kepulauan Indonesia membentang di sebelah timur India sebagai kelanjutan dan daratan Asia Tenggara. Bagi pelaut-pelaut ulung tidaklah terlalu sulit untuk mencapai Indonesia dari India. Mereka mengarahkan haluan mereka ke Timur dan berlayar dengan angin musim yang sedang berhembus dari buritan. Untuk perjalanan kembali ditunggu angin musim yang berhembus ke arah yang berlawanan. Dengan teknologi pelayaran yang telah dikembangkan dalam pelayaran-pelayaran perdagangan ke Asia Barat, tidak terlalu sulit untuk mengembangkan pelayaran pantai sepanjang pesisir Asia Tenggara menjadi pelayaran samudera yang berlangsung menyeberangi Samudera India ke Sumatera. Dalam perdagangan ini tidak hanya digunakan perahu-perahu kecil yang menyusur pantai, tetapi juga kapal-kapal kayu yang berukuran beberapa ratus ton dan dapat memuat penumpang sampai dua ratus orang.

Hubungan dagang antara orang Indonesia dan India telah mengakibatkan masuknya pengaruh budaya India dalam budaya Indonesia. Bagaimana sesungguhnya proses yang terjadi belum dapat diungkapkan sepenuhnya oleh penelitian-penelitian yang telah dilakukan sejak abad yang lalu. Pada pokoknya pendapat para peneliti dapat dibagi dua. Pendepat pertama bertolak dari anggapan bahwa bangsa Indonesia berlaku pasif dalam proses tersebut. Pendapat kedua yang tumbuh lebih akhir memberikan peranan aktif kepada bangsa Indonesia.

Pengaruh India ke Indonesia diketahui setelah ada pengaruh agama Hindu dan Buddha. Penyebaran kebudayaan India antara lain melalui hasil karya sastra yang berbahasa Sansekerta dan Tamil yang menyebar ke wilayah Asian Tenggara. Hasil karya sastra kuno di Indonesia antara lain kitab Ramayana.

Pengaruh budaya India dalam juga ditemukan dalam bentuk arca Buddha yang terbuat dari perunggu di daerah Sempaga (Sulawesi Selatan). Corak yang dimiliki arca tersebut adalah corak Amarawati (India Selatan) sekitar abad 2 - 5 SM. Arca sejenis juga ditemukan di daerah lain seperti di Jember (Jawa Timur), dan Bukit Siguntang (Sumatra Selatan). Sedangkan arca Buddha yang ditemukan di daerah  Kutai (Kalimantan) memiliki corak yang lain yaitu bercorak Gandhara (India Utara).


Sumber: Diangkum dari berbagai sumber buku !!

* * *  

0 komentar:

Cari Artikel