Home » , , , , » KISAH LEGENDA AGUNG KERAMAT " SI RABUT PARADAH" PANGERAN SURIANATA

KISAH LEGENDA AGUNG KERAMAT " SI RABUT PARADAH" PANGERAN SURIANATA


Visiuniversal---Salah satu Alat musik instrumen dari daerah Kalimantan Selatan adalah Alat musik Agung. Alat Musik Agung ini dapat kita temukan sebagai alat musik instrumental penggiring kesenian musik dan tari daerah Kalimantan Selatan. Ada kisah dan legenda menarik tentang Agung ini yang dicerikan di tanah Banjar Kalimantan Selatan di masa lalu.

Agung asli peninggalan leluhur masyarakat Banjar tempo dulu tidak bisa kita temukan dengan mudah lagi. Menurut keterangan dari berbagai sumber bahwa Agung asli bersama alat gamelan Banjar lainnya yang diberi nama "Si Manggukecil" yang merupakan gamelan peninggalan kerajaan Banjar, menurut informasi Dinas Pariwisata sekarang alat musik agung tersebut masih berada di Museum Pusat Jakarta.

Sedangkan agung asli yang masih ada di daerah Kalimantan Selatan ini, konon tersebar dan terpisah dari gamelannya semula, yang sampai sekarang ini masih belum dapat diselidiki keberadaannya secara pasti.

Sebuah kisah dari sebagian penduduk daerah Kalimantan Selatan yang beranggapan bahwa "Agung Basar"  (Gong Besar) itu merupakan alat pusaka yang keramat, karena Konon Agung Basar tersebut adalah tempat berpijaknya seorang pangeran yang keluar dari dasar sungai. Pangeran tersebut adalah Raden Putera (keturunan Majapahit) yang kemudian berganti nama menjadi Pangeran Surianata.

Raden Putera adalah putera Majapahit yang pada waktu itu tidak berwujud manusia, diminta oleh penguasa Negara Dipa, Lambung Mangkurat untuk dapat pergi ke Negara Dipa mempersunting puteri Junjung Buih. Konon puteri junjung buih ini adalah puteri yang sangat cantik yang mendiami wilayah alam gaib di sungai sekitar daerah "Pandamaran". 

Dalam perjalanannya tepat di atas daerah Pandamaran, perahu yang ditumpangi Pangeran Raden Putera tiba-tiba mengalami hal yang aneh, angin tiba-tiba berhenti bertiup, air menjadi tenang, dan suasana alam hening dan kapal yang ditumpangi Raden Putera jadi terhenti tidak bergerak sama sekali.

Raden Putera yang mempunyai kesaktian dapat melihat bahwa itu bukan suatu kebetulan, ia mengatakan kepada semua awak kapal bahwa itu adalah perbuatan makhluk dari Alam lain, Raden Putera melihat di air terdapat beberapa ekor Naga berwarna Putih yang menahan kapal mereka dengan kekuatan gaibnya. Naga Putih ini adalah pengawal dan Rakyat dari Puteri Junjung Buih. Raden Putera pun terjun ke air untuk mengusir para Naga tersebut. Beberapa saat kemudian kapalpun bisa bergerak dan berjalan kembali, namun Raden Putera tidak muncul-muncul lagi dari dalam air, hilang bersama perginya para Naga tersebut.

Hampir lebih tiga hari para awak kapal dan Nahkoda menunggu dan mencari Raden Putera, tetap tidak ditemukan, maka seorang Wiramartas diutus lebih dahulu untuk mengambil sesajen berupa kerbau, kambing dan ayam ke Negara Dipa. Juga diwajibkan membawa para Menteri kerajaan untuk menyambut utusan Raja Majapahit yang membawa Hadiah dan barang persembahan.

Setelah Wiramartas sampai di Negara Dipa mengabarkan hilangnya Raden Putera, maka para tokoh Negara dipa seperti Arya Megatsari dan Tumenggung Tatah Jiwa, segera memerintahkan para Menteri pergi ke Pandamaranhttp://indoborneonatural.blogspot.co.id/

Di Pandamaran dilakukan ritual dan persembahan. Sesudah ritual "mamuja" dan "membantan"  yang dilakukan selama tujuh hari tujuh malam lamanya selesai, tiba-tiba hal ajaib terjadi. Raden Putera muncul dari dalam air kepermukaan dengan wajah yang terlihat berseri-seri dan bercahaya memakai kain "tapih" sutera kuning yang indah. Sangat menakjubkan, luar biasanya lagi di kaki Raden Putera terlihat tempat berpijaknya adalah sebuah "Gung Basar" Gong Besar yang melayang di atas air. Setelah Raden Putera yang sekarang menjadi sangat tampan rupawan, mempesona, naik ke atas kapal. Lambung Mangkurat sebagai pimpinan rombongan memerintahkan mengait Gung Basar itu dengan "Paradah". Karena itulah Agung itu sampai sekarang di masyarakat banjar dikenal dengan nama "Si Rabut Paradah". Sejak saat itu Raden Putera pun selanjutnya di beri gelar "Suryanata" atau yang berarti "Raja Matahari".
http://indoborneonatural.blogspot.co.id/



Sumber: 
Buku Ensiklopedi Cerita Rakyat, Musik dan Tari Daerah Kalimantan Selatan. Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Tahun 1978/1979, Kanwil Depdikbud Propinsi Kalimantan Selatan Tahun 1986. 

0 komentar:

Cari Artikel